Kisah Menginspirasi Iqbal, Anak Kuli Bangunan yang Tembus Fakultas Kedokteran UI dengan Nilai Tipis di Atas Pa

Rel, Bacakpran.co – Di tengah segala keterbatasan hidup, Iqbal Rasyid Achmad Faqih membuktikan bahwa mimpi besar bisa digapai dengan kerja keras, doa, dan ketekunan. 

Remaja asal Kelurahan Kebun Geran, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu ini mendadak menjadi sorotan publik setelah berhasil lolos seleksi masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) – salah satu program studi paling bergengsi di Indonesia.

Bukan tanpa alasan publik menaruh perhatian lebih. Iqbal adalah anak kedua dari pasangan Agus Hermanto (54), seorang kuli bangunan, dan Suhaima (52), ibu rumah tangga sekaligus guru ngaji di lingkungan tempat tinggalnya. 

Mereka tinggal di sebuah rumah kecil dengan atap seng di ujung gang sempit. Namun keterbatasan tak menghalangi Iqbal untuk bermimpi besar.

???? Perjuangan Tak Mudah

Lulus dari MAN Insan Cendekia (IC) Bengkulu Tengah, Iqbal menceritakan perjuangan kerasnya menembus FK UI. Ia mengikuti seleksi ujian masuk secara daring di Universitas Bengkulu (UNIB), bersaing dengan lebih dari 3.000 peserta.

BACA JUGA:Nokia Comeback! Z2 Ultra 2025 Tawarkan Teknologi Kelas Sultan dengan Harga Menarik

BACA JUGA:3 HP Nokia dengan Kamera Mirip DSLR, Cocok untuk Pecinta Fotografi Mobile!

Persiapan dilakukan jauh-jauh hari. Iqbal mempelajari passing grade, membeli kumpulan soal secara daring, ikut try out, mengevaluasi hasilnya, hingga menganalisis pola soal tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu, ujian tidak berjalan mulus. Iqbal mengikuti tes dalam kondisi tubuh kurang fit, bahkan tidak sempat sarapan karena takut sakit perut saat ujian. Hal ini sempat membuatnya kehilangan fokus di penghujung waktu.

Namun, kerja kerasnya terbayar. Iqbal meraih skor 757, hanya sedikit di atas nilai ambang batas kelulusan 750. Hasil tersebut cukup mengantarkannya menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran UI tahun ajaran 2025/2026.

???? Didikan Ibu dan Dukungan Keluarga

Keberhasilan Iqbal tidak lepas dari didikan ibunya, Suhaima, yang selalu menekankan pentingnya salat dan doa dalam setiap langkah hidup. Ia tidak dibekali les mahal atau bimbingan belajar elite. 

Namun dengan nilai-nilai religius, disiplin, dan dorongan moral, Iqbal tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.