Anak Tak Lolos PPDB, Warga Makassar Blokade Jalan ke SMAN 12: Empat Siswa Akhirnya Diterima

Anak Tak Lolos PPDB, Warga Makassar Blokade Jalan ke SMAN 12: Empat Siswa Akhirnya Diterima-ist/net-
Rel, Bacakoran.co – Protes warga atas hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 di SMAN 12 Makassar berujung aksi pemblokiran jalan, Kamis (3/7/2025) pagi.
Aksi spontan ini dipicu oleh kekecewaan sejumlah orang tua karena anak-anak mereka tidak lolos seleksi masuk sekolah meski tinggal sangat dekat dengan lokasi SMAN 12.
Akses utama di Jalan Moha Lasuloro, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, sempat tertutup oleh barikade besi hollow yang dipasang warga sejak pukul 05.30 WITA. Jalan tersebut merupakan satu-satunya akses ke sekolah.
Kapolsek: Aksi Warga karena Anak Tak Lolos Jalur Prestasi dan Domisili
Kapolsek Manggala Kompol Semuel To’longan membenarkan aksi warga tersebut. Ia menyatakan, protes warga didasari rasa kecewa karena anak mereka tidak diterima lewat jalur zonasi maupun jalur prestasi.
“Mereka tutup jalan karena banyak anak-anak mereka yang berdomisiliBACA JUGA:Tablet Rasa Laptop? Cek Kelebihan & Kekurangan Galaxy Tab A9 Plus! sangat dekat dengan SMA 12 tidak diterima melalui jalur yang sudah ditentukan,” jelas Semuel.
BACA JUGA:Nokia 2300 5G Tampil Premium! Layar Tajam, Kamera Jernih, Harga Bersahabat
Namun, ia menegaskan bahwa sekolah menolak calon siswa karena tidak memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Sulsel.
Warga Diajak Berdialog, Jalan Dibuka Kembali
Polisi kemudian melakukan pendekatan persuasif dan mengarahkan warga untuk berdialog dengan pihak sekolah. Hasilnya, pemblokiran jalan dibuka, dan pembahasan dialihkan ke ruang diskusi bersama pihak SMAN 12.
Pihak Sekolah Akui Ada Warga yang Belum Terakomodasi
Wakil Kepala Sekolah SMAN 12 Makassar, Abdul Kadir, mengakui bahwa sebelumnya ada empat siswa yang belum masuk daftar penerimaan. Ia mengatakan bahwa dari empat nama yang diusulkan warga, dua sudah lebih dulu diterima karena memiliki nilai tertinggi.
“Kami minta warga bersabar karena proses seleksi masih berjalan. Dari empat nama itu, insyaallah semua akan kita akomodir, tapi tetap berdasarkan parameter nilai,” ujarnya.
Kadir menjelaskan, kesalahpahaman terjadi karena warga berharap siswa yang rumahnya paling dekat diprioritaskan, meski dalam jalur prestasi, nilai menjadi syarat utama.