UEFA Diminta Jatuhkan Sanksi ke Israel

TROFI: Pesepakbola Frederic Kanoute (Kiri) dan gelandang Mesir Mohamed Aboutrika (kanan) memegang trofi Piala Afrika 2015. Foto: Mohamed Hossam/Anadolu Agency/Getty Images--

REL, Inggris - UEFA (Union of European Football Associations) menghadapi seruan keras untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel dari komunitas sepak bola. Desakan ini muncul menyusul eskalasi konflik di Gaza yang menelan ribuan korban jiwa, termasuk atlet dan anak-anak.

Mantan pemain tim nasional Mesir, Mohamed Aboutrika, mengecam keras sikap FIFA dan UEFA yang dianggapnya standar ganda. Dalam siaran langsung pertandingan Community Shield antara Liverpool dan Crystal Palace, Aboutrika membandingkan perlakuan dua federasi sepak bola tersebut terhadap Rusia yang dijatuhkan sanksi atas invasi di Ukraina, dengan minimnya tindakan terhadap Israel.

“Ada 760 atlet Palestina yang menjadi martir oleh Israel, termasuk 420 pesepak bola. Sementara itu, 140 fasilitas olahraga hancur,” ungkap Aboutrika. Ia secara tegas meminta federasi sepak bola dunia untuk mengambil tindakan nyata, bukan sekadar pernyataan.

BACA JUGA:Son dan Muller Angkat Pamor MLS di Kancah Global

Pernyataan Aboutrika mendapat dukungan dari bintang Liverpool dan timnas Mesir, Mohamed Salah. Salah mempertanyakan pernyataan UEFA di Twitter yang seolah menyembunyikan fakta terkait kematian pemain Palestina, Suleiman Al-Obeid. Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengonfirmasi bahwa Al-Obeid tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza saat mengantre bantuan kemanusiaan.

Menanggapi tekanan ini, Sekretaris Jenderal UEFA, Theodore Theodoridis, menyatakan bahwa UEFA tidak berencana mengambil tindakan serupa terhadap Israel. Ia beralasan bahwa situasi di Rusia dan Timur Tengah "sama sekali berbeda."

Namun, kritik terhadap UEFA terus mengalir. Badan sepak bola Eropa itu mencoba meredam kritik dengan merilis kampanye “Stop Killing Children. Stop Killing Civilians” sebelum pertandingan Super Cup antara Paris Saint-Germain dan Tottenham. Kampanye ini menyentuh isu kematian 17.000 anak di Gaza sejak Oktober 2023, tetapi tidak secara eksplisit menyebutkan Gaza atau Palestina.

BACA JUGA:Isak Tolak Bermain Bersama Newcastle

Melalui yayasan UEFA Foundation for Children, UEFA berjanji untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat, termasuk peralatan medis dan rehabilitasi. Presiden UEFA, Aleksandar Ceferin, mengatakan, “Apa pun yang orang dewasa pikirkan tentang perang yang mereka lancarkan, anak-anak tidak bersalah. Mereka tewas setiap hari dalam semua konflik dan kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk membantu mereka.”

Meskipun demikian, seruan untuk tindakan yang lebih tegas terus bergema. Banyak pihak menilai, hanya dengan menjatuhkan sanksi nyata seperti yang diterapkan pada Rusia, UEFA bisa membuktikan komitmennya terhadap kemanusiaan dan keadilan, serta tidak lagi dianggap terlibat dalam konflik. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan