Rumah Ahmad Sahroni Dirusak Massa, Amarah Warga Meledak di Tanjung Priok

Rumah Ahmad Sahroni Dirusak Massa, Amarah Warga Meledak di Tanjung Priok-ist/net-
Rel, Bacakoran.co – Amarah warga terhadap Ahmad Sahroni, anggota DPR RI Fraksi NasDem, benar-benar memuncak.
Ratusan massa menyerbu rumah pribadinya di Jalan Swasembada, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu (30/8/2025) sore.
Aksi tersebut berlangsung ricuh hingga berujung pada perusakan rumah dan kendaraan milik politikus Partai NasDem itu.
Menurut informasi yang dihimpun, massa mulai berdatangan sekitar pukul 15.00 WIB. Awalnya mereka hanya berkumpul di depan rumah, namun kemudian meneriakkan yel-yel bernada protes yang ditujukan langsung kepada Sahroni. Tak lama berselang, situasi semakin panas ketika warga melempari bangunan rumah bertingkat tersebut dengan berbagai benda.
BACA JUGA:67 Mobil dan 15 Motor Hangus Terbakar dalam Aksi Rusuh di DPRD Makassar
BACA JUGA:Oppo Baterai 6000 mAh Termurah 2025: 4 Pilihan HP Awet Buat Harian
Tak hanya itu, pagar rumah Ahmad Sahroni pun didobrak hingga roboh. Beberapa orang berhasil masuk ke dalam area rumah dan merusak sejumlah kendaraan yang terparkir di garasi. Situasi sempat mencekam karena massa yang marah terus melakukan aksi pelemparan, membuat kerusakan semakin parah.
Kerusuhan ini dipicu oleh ucapan Ahmad Sahroni yang belakangan dinilai menghina masyarakat. Pernyataannya tersebut menjadi sorotan publik dan memicu gelombang demonstrasi di berbagai wilayah, termasuk di Jakarta. Warga yang tersulut emosinya akhirnya melampiaskan kemarahan langsung di kediamannya.
Hingga berita ini diturunkan, aparat keamanan belum memberikan keterangan resmi terkait penanganan massa maupun langkah hukum atas perusakan rumah dan kendaraan milik Sahroni. Namun, insiden ini menambah panjang daftar buntut kisruh politik yang bermula dari ucapan kontroversial sang legislator.
BACA JUGA:Ribuan Warga Tumpah Ruah Ikuti Jalan Santai dan Senam Gembira
BACA JUGA:Stabilkan Harga Jelang HUT RI Ke-80
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa pernyataan seorang pejabat publik dapat memicu reaksi keras masyarakat. Situasi di Tanjung Priok pun masih terus dipantau untuk mencegah aksi lanjutan.