P2G Kritik Insentif Guru Penanggung Jawab MBG Rp 100 Ribu Per Hari: Risiko Keracunan Tak Sebanding!

P2G Kritik Insentif Guru Penanggung Jawab MBG Rp 100 Ribu Per Hari: Risiko Keracunan Tak Sebanding!-ist/net-
Rel, Bacakoran.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan.
Kali ini datang dari Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) yang menilai insentif sebesar Rp 100.000 per hari bagi guru penanggung jawab distribusi MBG tidak sebanding dengan beban tanggung jawab besar yang dipikul.
Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri, menegaskan bahwa insentif tersebut terlalu kecil dibanding risiko yang harus ditanggung guru, terutama jika terjadi kasus keracunan siswa akibat konsumsi MBG.
“Insentif Rp 100.000 tidak sebanding dengan tanggung jawab keracunan siswa yang semestinya bisa dicegah,” ujar Iman dalam keterangan tertulis, Rabu (1/10/2025).
BACA JUGA:Bupati Joncik & Wabup Arifai Tuntaskan Janji: Infrastruktur Jalan hingga BPJS Aktif
Guru Bisa Jadi Kambing Hitam
Iman mengkhawatirkan para guru justru akan disalahkan jika ada insiden keracunan. Padahal, kualitas makanan bergizi gratis semestinya menjadi tanggung jawab penyedia dan pengawas utama, bukan guru.
Menurutnya, jika benar-benar ingin melindungi tenaga pendidik, pemerintah seharusnya meninjau ulang kebijakan yang menjadikan MBG sebagai tugas wajib guru.
Ironi Insentif: Rp 300 Ribu Sulit, Rp 100 Ribu Sehari Cepat
P2G juga menyoroti persoalan lain: ribuan guru honorer masih kesulitan mendapatkan insentif Rp 300.000 per bulan yang dijanjikan Presiden Prabowo Subianto.
“P2G menerima aduan 518 guru honorer atau sekitar 97 persen belum menerima insentif Rp 300 ribu per bulan. Sangat aneh, Rp 300 ribu sebulan sulit cair, tapi Rp 100 ribu per hari untuk penanggung jawab MBG bisa dijalankan kilat,” kata Iman.
Bahkan, Iman mempertanyakan mengapa pemerintah mampu menggelontorkan Rp 100 ribu per hari untuk guru penanggung jawab MBG, tetapi enggan menggaji guru honorer Rp 3 juta per bulan.
Desakan Evaluasi dan Moratorium MBG