P2G Kritik Insentif Guru Penanggung Jawab MBG Rp 100 Ribu Per Hari: Risiko Keracunan Tak Sebanding!

P2G Kritik Insentif Guru Penanggung Jawab MBG Rp 100 Ribu Per Hari: Risiko Keracunan Tak Sebanding!-ist/net-

Melihat banyaknya persoalan, P2G meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola MBG. Bahkan, Iman menilai program ini perlu dihentikan sementara (moratorium) hingga ada sistem yang benar-benar selektif, transparan, dan tepat sasaran.

“Guru tidak boleh dijadikan tameng atas kelemahan sistem. Pemerintah harus mencabut aturan yang menjadikan MBG sebagai tugas dan tanggung jawab guru,” tegasnya.

Respon Pemerintah: Skema Bergilir

Di sisi lain, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, memastikan insentif Rp 100 ribu per hari akan segera dijalankan. Guru penanggung jawab MBG akan ditunjuk kepala sekolah secara bergilir agar beban tanggung jawab tidak menumpuk pada satu orang.

“PIC akan ditunjuk oleh Kepala Sekolah masing-masing dan di-rolling setiap harinya. Skema ini akan sangat membantu guru-guru honorer,” jelas Fajar.

Pemerintah juga telah menyiapkan 16 kantor balai pelayanan gizi di berbagai provinsi sebagai pusat data dan pendampingan program MBG, termasuk pembentukan Tim Pelaksana UKS di setiap sekolah.

Tuntutan Keadilan untuk Guru

Kasus ini menambah panjang kritik publik terhadap tata kelola MBG yang dinilai terburu-buru dan berisiko tinggi. Para pengamat pendidikan menilai, guru seharusnya fokus pada tugas mendidik, bukan dibebani urusan distribusi makanan yang rawan masalah kesehatan.

BACA JUGA:Bujet Tipis Bukan Masalah! Ini 5 HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru 2025

BACA JUGA:Daftar HP RAM 12 GB Termurah 2025, Spek Gahar Harga Bersahabat

Dengan polemik ini, wajar jika P2G mendesak agar pemerintah lebih dulu memperhatikan kesejahteraan guru sebelum menambah beban baru di luar tugas utama mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan