Dihujat Netizen, 630 Siswa SMAN 1 Cimarga Dapat Pendampingan Psikolog

Dihujat Netizen, 630 Siswa SMAN 1 Cimarga Dapat Pendampingan Psikolog: Pemkab Lebak Turun Tangan Pulihkan Mental Siswa dan Guru-ist/net-

Dihujat Netizen, 630 Siswa SMAN 1 Cimarga Dapat Pendampingan Psikolog

Rel, Lebak – Setelah menjadi sorotan publik dan menuai hujatan warganet, Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, akhirnya mengambil langkah cepat dengan memberikan pendampingan psikologis bagi Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria, dan 630 siswanya.

Langkah ini diambil menyusul tekanan besar yang dialami para siswa serta pihak sekolah setelah kasus dugaan penamparan siswa oleh kepala sekolah mencuat ke publik dan viral di media sosial.

Kasus bermula ketika Dini Pitria menegur dan menampar seorang siswa yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah. Insiden itu kemudian memicu aksi mogok belajar selama dua hari oleh 630 siswa SMAN 1 Cimarga sebagai bentuk solidaritas terhadap kepala sekolah mereka. Namun, aksi tersebut justru menuai kritik dan hujatan dari netizen.

BACA JUGA:Samsung Akhiri Era Edge? Galaxy S26 Edge Dibatalkan Demi Desain Baru yang Lebih Efisien!

BACA JUGA:Vivo X300 Pro: Penantang Serius Flagship Ultra dengan Harga Separuhnya!

Kepala sekolah sempat dinonaktifkan sementara oleh Pemprov Banten dan bahkan dilaporkan ke polisi oleh orang tua siswa yang ditampar. Namun setelah dilakukan proses mediasi, kedua pihak akhirnya berdamai dan laporan dicabut. Keputusan penonaktifan Dini pun dibatalkan, dan ia kembali menjalankan tugas seperti biasa.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebak, Budi Santoso, menyampaikan bahwa pemerintah daerah kini fokus pada pemulihan mental siswa dan guru agar suasana belajar di SMAN 1 Cimarga kembali kondusif.

“Atas peristiwa ini, nanti ibu kepala sekolah dan siswa terkait akan dibawa ke RSUD Adjidarmo untuk konsultasi dan pendampingan mental bersama psikolog,” jelas Budi saat menghadiri pertemuan penyelesaian kasus di sekolah, Kamis (16/10/2025).

Selain itu, Pemkab Lebak juga menurunkan tim psikolog lapangan untuk memberikan pendampingan langsung kepada seluruh siswa di sekolah tersebut. Menurut Budi, langkah ini penting karena banyak komentar negatif di media sosial yang dapat memengaruhi kepercayaan diri siswa.

“Banyak komentar yang seolah-olah mem-blacklist 630 siswa ini di perguruan tinggi atau dunia kerja. Karena itu, kami hadirkan pendampingan psikolog agar mereka tidak trauma dan tetap semangat melanjutkan pendidikan,” ujarnya.

Budi menegaskan bahwa permasalahan ini telah selesai secara damai. Ia mengimbau masyarakat dan media untuk tidak memprovokasi atau memunculkan isu baru yang bisa memperkeruh suasana.

“Persoalan ini sudah selesai. Kami harap semua pihak bisa membantu menenangkan situasi dan mendukung pemulihan psikologis anak-anak kita,” tegasnya.

BACA JUGA:Bikin Kaget! Realme C71 Hadir dengan Fitur Premium di Harga Rp1 Jutaan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan