Deru Soroti Komoditas Sumsel Diekspor Lewat Lampung
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru. Foto: ist--
REL, Palembang - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menyoroti masih banyaknya komoditas unggulan daerah yang diekspor melalui provinsi lain, hingga berujung pada pengakuan merek dagang dari luar Sumsel.
Salah satu contohnya adalah kopi, yang selama ini dikirim melalui Lampung dan kerap diklaim bukan berasal dari Sumsel.
"Bayangkan, semua gerbang ekspor kita masih ke Lampung. Maka, jangan heran kalau kopi kita diklaim sebagai produk provinsi lain," ujar Deru, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena Sumsel belum memiliki pelabuhan ekspor tersendiri yang memadai.
BACA JUGA:Pastikan Keamanan dan Kondisi Tahanan
Oleh karena itu, pemerintah provinsi mendorong percepatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat yang direncanakan mulai dibangun pada awal 2026 setelah tertunda akibat persoalan lahan.
"Insya Allah groundbreaking Pelabuhan Tanjung Carat akan dilakukan di Januari tahun depan, setelah mendapat tanda tangan persetujuan dari Menteri Perhubungan. Sekarang tinggal menunggu skema KPBU dari kementerian," katanya.
Pelabuhan Tanjung Carat masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), dan pelaksanaannya dipercayakan kepada Pemerintah Provinsi Sumsel untuk menggandeng mitra pendanaan melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Operator pelabuhan direncanakan tetap dipegang oleh Pelindo," ungkapnya.
BACA JUGA:Luncurkan Inovasi ‘Bapang Elma Bang Tapa’
Menurutnya, dengan adanya pelabuhan ini, Sumsel tidak hanya akan memperkuat posisi ekspor, tetapi juga mengangkat identitas produk daerah agar tidak lagi “dibajak” oleh wilayah lain.
Untuk sementara, Pemerintah Provinsi Sumsel bekerja sama dengan Badan Karantina agar ekspor komoditas tetap tercatat sebagai produk Sumsel, meski dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain.
"Kita punya lahan kopi seluas 280 ribu hektare. Bukan sekadar besar di Indonesia, tapi nomor tiga dunia. Kalau ini tidak kita kelola dan kawal, generasi penerus kita akan kehilangan identitas produk unggulannya," tegas dia. (*)