Guru Dapat Tugas Tambahan Baru! Semua Wajib Lakukan Bimbingan Konseling Sesuai Kebijakan Mendikdasmen

Guru Dapat Tugas Tambahan Baru! Semua Wajib Lakukan Bimbingan Konseling Sesuai Kebijakan Mendikdasmen-ist/net-

Rel, Bacakoran.co – Dunia pendidikan di Indonesia kembali menghadirkan kebijakan baru yang cukup mengejutkan. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengumumkan bahwa mulai tahun depan, semua guru di Indonesia akan memiliki tugas tambahan berupa bimbingan konseling (BK), tidak hanya guru BK saja seperti selama ini.

Kebijakan ini lahir sebagai upaya strategis pemerintah dalam mencegah kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah, serta memperkuat karakter siswa melalui pendekatan personal dan spiritual.

“Nanti di dalam kebijakan kami sudah ada, semua guru itu harus punya tugas bimbingan konseling walaupun dia bukan guru BK,” ujar Abdul Mu'ti saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).

BACA JUGA:Wapres Gibran Bakal Kunjungi Pagar Alam, Dijadwalkan Buka Sriwijaya Dempo Run 2025

BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Flip7: Layar 6.9 Inci, Kamera 50MP, dan Chip Exynos 2500 Super Irit Daya!

Menurut Mu'ti, bimbingan konseling tidak sekadar tugas tambahan administratif, melainkan bentuk kepedulian yang harus tumbuh dari hati para pendidik. Ia menilai komunikasi yang hangat dan dialogis antara guru dan murid dapat mencegah lahirnya masalah sosial di sekolah.

Guru Jadi Penghubung Antara Sekolah dan Orang Tua

Lebih lanjut, Mendikdasmen menegaskan pentingnya peran guru wali dalam menjembatani komunikasi antara sekolah dan orang tua.

“Guru wali bertugas mengenali potensi muridnya, memitigasi, berdialog, dan bisa menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua. Membicarakan berbagai macam persoalan yang selama ini kan komunikasi antara orang tua dengan sekolah belum terjalin dengan baik,” jelas Mu'ti.

Kebijakan ini diharapkan dapat membangun budaya sekolah yang lebih humanis dan inklusif. Anak-anak di sekolah harus merasa nyaman dan diterima, tanpa memandang latar belakang ekonomi, fisik, atau kemampuan akademik.

“Kita ingin agar anak-anak merasa seperti di rumah ketika berada di sekolah. Mereka diterima apapun keadaannya,” tambah Mu'ti.

Bimbingan dan Spiritualitas Jadi Fokus Pendidikan

Mu'ti juga menyoroti pentingnya pembinaan spiritual dalam proses pendidikan. Ia menegaskan bahwa akar dari kekerasan di sekolah sering muncul karena hilangnya nilai-nilai moral dan empati di kalangan pelajar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan