Air Amran

Air Amran.--

Mengadakan air di tanah seperti itu lebih mudah dari membuka food estate. 

Petani sendiri sudah lama melihat peluang pengadaan pompa seperti itu. Pompa mandiri. Petani beli sendiri. 

Kalau Anda menyusuri jalan tol dari Sragen ke Ngawi sampai ke Nganjuk tataplah kanan kiri: ribuan pompa air mandiri diadakan sendiri oleh petani. 

Maka Sragen, Ngawi jadi lumbung padi. Nganjuk jadi lumbung bawang merah. 

Kini Amran mau membeli 7.000 pompa air. Besar-besaran. Untuk 1 juta hektare. Biayanya Rp 5 triliun. 

Kalau saja bukan bulan puasa saya berani taruhan: hasilnya jauh lebih besar dari sawah baru di food estate. 

Lebih instan. Cocok untuk memenuhi rasa dahaga medsos yang serba instan. 

Seberapa besar ukuran pompa yang dibeli? 

“Semua ukuran. Besar, sedang, kecil," ujar Amran. 

Melihat jawaban itu, rasanya tidak mungkin lewat tender. Dugaan saya pembelian akan dilakukan lewat e-katalog. 

Maka beruntung para pedagang yang sudah memasukkan pompa air di e-katalog mereka. Ada bisnis Rp 5 triliun dadakan. 

Tentu saya masih akan banyak bertanya: sepulang dari Tiongkok nanti. Akan diapakan 7.000 pompa itu. Dibagikan gratis? Pada siapa? Lewat siapa? Mengapa tidak sebelum Pilpres? Siapa yang harus menanggung biaya operasional? Terutama untuk membeli BBM? 

Kalau sampai pompa itu tidak bisa beroperasi target pun gagal. Kalau berhasil maka impor beras akan hilang tahun depan. 

Tentu akan lebih baik kalau pompa tersebut pakai tenaga surya. Tidak mencemari lingkungan. Dan lagi air bisa dipompa siang hari. Tidak harus beli baterai. 

Di sini Amran harus teliti. Jangan ada yang main api. Amran harus kerja keras. Sebentar lagi sudah kemarau. 

Tag
Share