Air Amran
Air Amran.--
Sawah baru belum akan mampu menghasilkan padi sebanyak sawah yang sudah ''jadi''.
Di tahun pertama sawah baru paling hanya bisa menghasilkan gabah dua atau tiga ton/hektare.
Tahun kedua hanya bisa naik sedikit.
BACA JUGA:Keajaiban Alam Curug Cikanteh: Pesona Tersembunyi di Geopark Ciletuh
BACA JUGA:Sempat Jadi Polemik ini Jawaban PJ Gubernur Terkait Penunjukan Plh Kadin Yang Kosong
Pun tahun ketiga.
Baru di tahun keenam akan mampu menghasilkan 6 sampai 8 ton/hektare.
Begitu panjang penantian hasilnya. Padahal sebelum tahun keenam medsos akan keburu ribut: 'proyek sawah baru' langsung disebut gagal!
Bahkan kecaman seperti itu sudah mulai muncul di tahun kedua. Lalu akan kian ribut menjelang Pemilu.
BACA JUGA:Pelaku Pembunuhan Ditangkap, Rumah Pelaku Dirusak Pihak Keluarga Korban
BACA JUGA:Non ASN Pemkot Palembang Idul Fitri Dapat Uang Tambahan Jasa
Tentu akan dipersoalkan besarnya biaya cetak sawah baru dibanding hasil. Rakyat tidak akan bisa menerima penjelasan proyek strategis jangka panjang.
Maka mencetak sawah baru kelihatannya tidak cocok dilakukan di negara yang tiap lima tahun ada Pemilu. Program jangka panjang seperti itu berpotensi jadi persoalan.
Maka meningkatkan produksi di sawah yang sudah ''jadi'' adalah solusi.
Dari sudut itu saya melihat Menteri Amran jeli: begitu banyak sawah yang tidak bisa ditanami padi di musim kemarau. Tidak ada irigasi. Sepenuhnya bergantung pada hujan: tadah hujan.