Ratusan Warga 3 Desa Ceburkan Diri ke Tebat Besak

NANGKAP IKAN : Ratusan warga di tiga desa, Kecamatan Mulak Ulu tengah menangkap ikan di Tebat Besak, sebagai tradisi warga yang akan melaksanakan pernikahan. Foto : ist.--

REL, Lahat - Sabtu 13 April 2024 menjadi hari paling bersejarah bagi warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat.

Pasalnya, momen tersebut merupakan suatu tradisi turun temurun, catatan apabila ada warga menyembelih hewan ternak berupa kerbau, dapat dipastikan akan ada aktifitas menangkap ikan dengan menceburkan diri secara beramai-ramai ke Tebat Besak.

Anggun salah satu warga setempat membenarkan, apabila ada salah satu penduduk yang menyembelih kerbau, acara pernikahan ataupun hajatan lain maka tradisi menangkap ikan pasti dilaksanakan.

"Betul kak, bukan hanya warga desa saja, melainkan dari dusun sebelah ikut meramaikannnya, disini kebetulan Lawang Agung, Mengkenang dan Pajar Bulan," sebut dirinya, Sabtu 13 April 2024.

BACA JUGA:Diprediksi Hingga Satu Pekan Kedepan

BACA JUGA:Ruko 3 Lantai Jalan Kepandean Ambruk

Semenjak selesai Shalat Subuh penduduk berkumpul memadati kawasan tersebut, barulah sekitar pukul 05.00 wib hingga 10.00 wib, adalah batas waktu yang mesti mereka kejar untuk menangkap ikan sebanyak mungkin.

"Masyarakat berlomba-lomba masuk ke dalam Tebat Besak, syaratnya menangkap ikan menggunakan tangan, dibantu dengan membawa alat penangkap tradisional," terangnya.

Ia menambahkan, setelah selesai ikan-ikan yang ditangkap ada yang dibawa pulang, atau dibakar di lokasi untuk disantap bersama-sama.

"Paling seru kalau dimakan bersama teman-teman maupun keluarga. Bahkan ada yang sengaja membawa lauk pauk termasuk tikar, sembari menikmati pemandangan alam," harap Anggun.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Lawang Agung, Risman menerangkan, bahwasanya tradisi bubus (menangkap ikan) di Tebat Besak, telah dilakukan turun temurun yang hingga saat ini tetap terjaga serta terpelihara dengan baik.

"Biasanya bubus ini apabila ada penduduk yang menyembelih kerbau, maupun kedatangan tamu agung, pastinya akan diselenggarakan," imbaunya.

Dirinya mengaku, tradisi ini peninggalan leluhur terus dilestarikan dari generasi ke generasi, dengan luasan areal lebih kurang mencapai satu hektar (Ha).

"Dan aktifitas ini tidak hanya melibatkan warga setempat saja, melainkan desa tetangga pun boleh berpartisipasi," ulas dirinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan