Kontroversi Khotbah Garren Lumoindong: Tantangan Etika di Dunia Agama

Garren Lumoindong --

RAKYATEMOATLAWANG.BACAKORAN.CO - Garren Lumoindong, anak dari Pendeta Gilbert Lumoindong, mendadak menjadi sorotan publik setelah potongan video khotbahnya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Garren meminta jemaahnya untuk melakukan tabur dengan mentransfer sejumlah uang, yang diklaimnya akan memuluskan doa-doa jemaat.

Dalam adegan yang tertangkap dalam video tersebut, Garren meminta jemaatnya untuk menuliskan nominal tabur yang diinginkan, dan kemudian mentransfer uang ke suatu rekening dengan batas waktu yang ditentukan.

Ia bahkan mengklaim bahwa hal tersebut merupakan bisikan langsung dari Tuhan.

BACA JUGA:Menag Rencanakan KUA dapat Layani Semua Agama

Reaksi terhadap khotbah kontroversial Garren tidaklah mengejutkan, Banyak warganet yang mengecam tindakannya dan menyandingkannya dengan kelakuan ayahnya, Pendeta Gilbert Lumoindong, yang baru-baru ini juga tersandung dalam kontroversi terkait khotbahnya mengenai zakat.

Kasus-kasus seperti ini menimbulkan pertanyaan serius tentang etika di dalam dunia agama.

Apakah tindakan seperti ini merupakan eksploitasi atas kepercayaan umat? Apakah para pemimpin agama memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar dalam menggunakan pengaruh mereka?

Tidak hanya itu, kontroversi-kontroversi ini juga membawa dampak yang lebih luas, seperti pencemaran nama baik dan bahkan tuntutan hukum atas dugaan penistaan agama.

BACA JUGA:Peran Agama Cegah Bahaya Narkoba

Hal ini menunjukkan perlunya peninjauan ulang terhadap praktik-praktik dalam komunitas keagamaan serta perlindungan terhadap umat dari penyalahgunaan kekuasaan.

Tag
Share