Robert Pebble

Disway.--

Oleh: Dahlan Iskan 

Pun dalam perjalanan dari Los Angeles ke San Fransisco: Kevin Herjono yang pegang kemudi. Mungkin Kevin juga takut disetiri orang tua seperti saya. 

LA-SF bagi Kevin sudah seperti Jakarta-Semarang. Lewat jalan mana pun sudah hafal. Apalagi ia sesekali juga harus berkantor di Lucas Film --di bawah grup Walt Disney-- di SF.  

Perjalanan darat LA-SF lima jam. Kalau tidak mampir-mampir. Atau 12 jam kalau ingin lewat jalur paling indah: jalur sepanjang pantai. 

Banyak jemaah jalur LA-SF yang pilih menempuhnya dalam tiga hari: mampir satu malam di salah satu pantai dan wajib satu malam lagi di pantai Carmel. Gak usah pilih-pilih. Di kota kecil yang mana pun pasti indah pantainya. 

BACA JUGA:Harga Cabai Merangkak Naik Menjelang Hari Raya Idul Adha

BACA JUGA:Mang Kawo Ditetapkan Sebagai Maskot Pilkada 2024

Saya pilih yang satu malam singgah di Carmel. Saya berjanji tidak akan menikmati pantainya. Biar mereka yang ke pantai. 

Keinginan saya cuma satu: memotret lapangan golf Pebble Beach. Lalu mengirimkannya ke Robert Lai. 

Anda sudah tahu keistimewaan lapangan golf Pebble Beach. Robert pasti jingkrak-jingkrak di Singapura sana saat melihat foto itu. Atau menyesal berat: mengapa tidak ikut muhibah kali ini. 

Robert --yang merawat saya sebelum, selama, dan sesudah operasi ganti hati-- pemuja lapangan golf di mana pun. 

BACA JUGA:Pertengkaran Tetangga Berujung Tragis, Satu Meninggal Dunia.

BACA JUGA:Peluncuran Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Empat Lawang Disemarakkan dengan Kehadiran Siti Badriah

Waktu saya sebulan keliling Inggris selama sebulan, sebelum Covid, saya perlukan mampir ke lapangan golf St Andrew di Skotlandia utara. Yang ia bilang terbaik di dunia. Di situ Robert belajar manajemen lapangan golf. Waktu itu ia diminta almarhum Lee Kuan Yew memimpin satu lapangan golf di Singapura. Ia harus belajar dulu di "kampus" terbaik dunia. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan