Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS Pasca Pernyataan Hawkish Pejabat The Fed

ilustrasi--

REL , - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat pagi menunjukkan pelemahan yang signifikan setelah pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Pada pembukaan perdagangan, rupiah merosot 41 poin atau 0,25 persen, menjadi Rp16.471 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di Rp16.430 per dolar AS.

Analis mata uang Lukman Leong menyebutkan bahwa pelemahan ini dipengaruhi oleh rebound dolar AS setelah pernyataan hawkish dari pejabat The Fed Minneapolis, Neel Kashkari.

Kashkari menyatakan bahwa Amerika Serikat membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen, yang memperkecil potensi penurunan suku bunga AS pada 2024. Hal ini memberikan tekanan tambahan terhadap rupiah.

Lukman juga menambahkan bahwa jika pelemahan rupiah berlanjut, situasinya akan semakin berat meskipun pertumbuhan ekonomi domestik masih berada di kisaran 5 persen.

BACA JUGA:Banyak yang Nggak Tau, Ini 3 Hotel Angker di Semarang Melebihi Keangkeran Lawang Sewu! Ada Apa?

BACA JUGA:Palembang Rayakan Ulang Tahun ke-1.337 dengan Keindahan Destinasi Wisata

Permintaan secara umum masih lemah, tercermin dari penurunan penjualan ritel dan mobil. Dia memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak di rentang Rp16.400 hingga Rp16.550 per dolar AS dalam waktu dekat.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga sesuai dengan komitmen kebijakan yang ditempuh oleh BI. Stabilitas ini didukung oleh beberapa faktor, termasuk aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan akan bergerak stabil sesuai dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar rupiah," kata Perry dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Juni 2024.

Bank Indonesia terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk peningkatan intervensi di pasar valuta asing serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI).

BACA JUGA:Muhammad Farid Lantik 7 Pejabat Eselon II, Berikut Daftar Nama dan Tugas Barunya!

Selain itu, BI memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Jumat ini mencerminkan respons pasar terhadap pernyataan hawkish dari pejabat The Fed.

Meski tantangan masih ada, komitmen dan langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.(*)

Tag
Share