Emas Eksi
---
Rumahnyi, kata Eksi pada saya, disita secara paksa oleh Budi Said. Demikian juga tanah-tanahnya. Sertifikatnya diambil. Eksi disekap. Dipaksa menandatangani akta peralihan aset itu. Salah satunya berupa tanah yang dia niatkan untuk membangun gereja. Eksi adalah jemaat Gereja Mawar Sharon.
Pun perhiasan-perhiasannyi. Diambil semua. Eksi menceritakannya secara detail. Lain kali bisa saya bagikan pada Anda.
BACA JUGA:Mesut Ozil Ledek Tottenham Hotspur
BACA JUGA:Tak Cuma Manis, Ini 8 Manfaat Madu Kelulut untuk Kesehatan
Saya baru jelas: Eksi bukan karyawan Antam. Tidak pula bekerja di Antam. Awalnya Eksi jadi perantara jual beli emas kecil-kecilan. Dengan teman segereja. Lalu meningkat ke hitungan kilo. Terakhir dalam hitungan ton.
Pun dalam perkara dengan Budi Said, Eksi lebih sebagai perantara. Budi, kata Eksi, mengirim uang langsung ke rekening perusahaan Antam. Emas enam ton itu juga diambil langsung oleh orang kepercayaan Budi Said. Secara bertahap. Kira-kita 178 kali pengambilan. Dalam satu tahun. Sejak Januari sampai Desember 2018.
Di setiap pengambilan, Eksi hanya ikut menyaksikan. Pun Budi Said.
Menurut Eksi, transaksi itu awalnya lancar. Setiap ada kiriman uang –dari Budi Said– emasnya dikirim –ke Budi Said. Telat beberapa hari saja. Telat antara 8 sampai 12 hari. Dianggap tidak ada masalah.
Begitu memasuki bulan Agustus pengiriman emasnya tersendat. Eksi ditabrak banyak orang. Tidak hanya Budi. Pembeli emas lainnya juga mendesak Eksi untuk mendapatkan emas mereka. Uang mereka sudah masuk. Emasnya belum datang.
Mereka itulah yang sekarang juga antre memperkarakan Eksi ke polisi.
Eksi terus menangis. Dia ingat ibunyi: sendirian di rumah kontrakan. (Dahlan Iskan)