Dari Puncak di Liverpool Hingga Liga Bintang Qatar

Philippe Coutinho. FOTO: DOK/IST--

REL, Jakarta - Karier Philippe Coutinho, yang pernah meraih puncak kejayaannya bersama Liverpool di bawah Jurgen Klopp, telah menempuh jalan yang tak terduga sejak kepindahannya pada 2018.

Meski diakui sebagai pemain impor terbaik Liga Premier, langkahnya menuju Barcelona dan petualangan selanjutnya membawa dinamika yang tak terduga.

Pada awalnya, kepindahannya ke Nou Camp dianggap sebagai "mimpi" bagi Coutinho. Barcelona mengeluarkan 142 juta pound sterling untuk mengamankannya dari Liverpool, meskipun Paris Saint-Germain juga berusaha merekrutnya.

Neymar bahkan turun tangan untuk meyakinkan Coutinho, namun langkah tersebut tidak membuahkan hasil, dan Coutinho bergabung dengan Barcelona.

BACA JUGA:Polres Distribusikan Uang Saku dan Bekal Kesehatan

BACA JUGA:Peserta Pramuka Tuna Rungu Kunjungi Lapas

Meski awalnya menjanjikan dengan 10 gol dalam 22 pertandingan pertamanya, performa Coutinho menurun drastis. Setelah hanya mencetak 11 gol dalam 54 pertandingan berikutnya, ia bahkan dipinjamkan ke Bayern Munich.

Meskipun produktif di Jerman, Bayern tidak memilih untuk mempermanenkan kontraknya.

Reuni dengan Steven Gerrard di Aston Villa memberikan awal yang baik, namun, setelah bergabung dengan Al Duhail di Liga Bintang Qatar, Coutinho kembali menghadapi tantangan.

Meskipun berusia 31 tahun dan seharusnya berada di puncak kariernya, keputusan-keputusannya dalam beberapa tahun terakhir menghambat potensi gemilangnya.

Coutinho, yang awalnya diincar oleh klub-klub top Eropa, kini menemukan dirinya dalam eksodus bintang-bintang ke Timur Tengah. Dengan kisahnya yang terus berubah, masa depan Coutinho di Liga Bintang Qatar memunculkan pertanyaan besar mengenai arah karier seorang pemain yang pernah menjadi pilar kunci di Anfield. (*)

Tag
Share