Psikolog: 80 Persen Ibu Baru Mengalami Baby Blues

Reporter: Riski |

Editor: Riski |

Senin , 15 Jul 2024 - 13:03

Ilustrasi --

REL , - Psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., M.Psi., menyampaikan bahwa sekitar 80 persen ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues. dia menjelaskan bahwa masalah psikologis ini seringkali membuat ibu mengalami perubahan emosi seperti mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat merasa lelah.

"Baby blues itu bisa membawa beberapa dampak buruk ya, seperti depresi perinatal, kesulitan merawat bayi, gangguan kesehatan sampai dengan perubahan hubungan dengan bayi," kata Vera.

Untuk mengatasi baby blues, Vera menyarankan agar ibu yang mengalaminya berusaha mengungkapkan emosi kepada pasangan maupun orang-orang terdekat.

Menurutnya, pasangan atau anggota keluarga sebaiknya mendengarkan ungkapan perasaan ibu tanpa menilai atau menghakimi, sehingga ibu merasa nyaman dan mendapat dukungan yang diperlukan.

Vera juga mengusulkan beberapa cara lain untuk mengurangi gejala baby blues. Ibu bisa mencoba mencurahkan perasaan dengan menulis diari atau catatan harian. Menghabiskan waktu bersama orang-orang yang menyenangkan, seperti berolahraga dengan teman, juga bisa membantu mengurangi stres.

"Meskipun ibu mungkin merasa lelah dan cemas, menghabiskan waktu dengan bayi pun juga dapat membantu mereka merasa lebih baik dan mengurangi stres," tambahnya.

Selain itu, ibu bisa memilih untuk menghabiskan waktu untuk diri sendiri, seperti membaca buku kesukaan, guna memperbaiki suasana hati dan mengurangi tingkat stres.

Vera juga menyarankan ibu untuk memanfaatkan platform media sosial untuk berbagi pengalaman serta bertemu dengan anggota komunitas ibu yang mengalami masalah serupa agar mendapat dukungan mental.

Jika gejala baby blues bertahan lebih dari dua minggu, Vera menegaskan bahwa keluarga sebaiknya segera meminta bantuan dari psikolog atau psikiater.(*)

psikolog: 80 persen ibu baru mengalami baby blues                            rel , - psikolog klinis dari lembaga psikologi terapan universitas indonesia, vera itabiliana hadiwidjojo, s.psi., m.psi., menyampaikan bahwa sekitar 80 persen ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues. dia menjelaskan bahwa masalah psikologis ini seringkali membuat ibu mengalami perubahan emosi seperti mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat merasa lelah.
"baby blues itu bisa membawa beberapa dampak buruk ya, seperti depresi perinatal, kesulitan merawat bayi, gangguan kesehatan sampai dengan perubahan hubungan dengan bayi," kata vera.
untuk mengatasi baby blues, vera menyarankan agar ibu yang mengalaminya berusaha mengungkapkan emosi kepada pasangan maupun orang-orang terdekat.
menurutnya, pasangan atau anggota keluarga sebaiknya mendengarkan ungkapan perasaan ibu tanpa menilai atau menghakimi, sehingga ibu merasa nyaman dan mendapat dukungan yang diperlukan.
baca juga:8 pilihan permainan untuk anak sd yang bermanfaat
vera juga mengusulkan beberapa cara lain untuk mengurangi gejala baby blues. ibu bisa mencoba mencurahkan perasaan dengan menulis diari atau catatan harian. menghabiskan waktu bersama orang-orang yang menyenangkan, seperti berolahraga dengan teman, juga bisa membantu mengurangi stres.
"meskipun ibu mungkin merasa lelah dan cemas, menghabiskan waktu dengan bayi pun juga dapat membantu mereka merasa lebih baik dan mengurangi stres," tambahnya.
selain itu, ibu bisa memilih untuk menghabiskan waktu untuk diri sendiri, seperti membaca buku kesukaan, guna memperbaiki suasana hati dan mengurangi tingkat stres.
vera juga menyarankan ibu untuk memanfaatkan platform media sosial untuk berbagi pengalaman serta bertemu dengan anggota komunitas ibu yang mengalami masalah serupa agar mendapat dukungan mental.
baca juga:5 ciri-ciri janin sehat dan kuat pada trimester pertama
jika gejala baby blues bertahan lebih dari dua minggu, vera menegaskan bahwa keluarga sebaiknya segera meminta bantuan dari psikolog atau psikiater.(*)

Tag

Share