Aksi Perundungan Siswi SMP di Gelumbang Viral, Keluarga Korban Tuntut Keadilan

Reporter: Pauzan |

Editor: Pauzan |

Minggu , 28 Jul 2024 - 12:11

Foto: perundungan anak smp di muara enim--

"Terima kasih informasi dan laporannya, kami pihak Polsek Gelumbang sedang menindaklanjuti kejadian tersebut," tulis pihak Polsek Gelumbang.

Sepupu korban, Nia (24), mengungkapkan bahwa sebelumnya korban sempat berselisih paham dengan siswi yang melakukan perundungan tersebut.

"Selisih paham biasa, Kak. Pikir adik saya selesai. Ternyata keterusan sampai terjadi lah pembullyan itu.

Dan ini mau diajak damai tapi pelaku tidak diberi sanksi, kami tidak mau," katanya saat dihubungi detikSumbagsel.

Akibat kejadian tersebut, korban V merasa sangat trauma dan enggan kembali ke sekolah. Pihak keluarga sudah mengurus surat pindah sekolah untuk korban.

"Dari kejadian itu (V) tidak pernah mau ke sekolah. Bahkan sudah urus surat pindah dan sudah bilang ke gurunya," ujarnya.

Keluarga korban berharap agar pihak berwenang dan sekolah dapat memberikan keadilan yang layak untuk korban dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku perundungan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (*)

aksi perundungan siswi smp di gelumbang viral, keluarga korban tuntut keadilan                            rakyatempatlawang – aksi perundungan terhadap seorang siswi smp di gelumbang, muara enim, menjadi viral di media sosial, memicu keprihatinan dan tuntutan keadilan dari pihak keluarga korban.
dalam dua video yang diunggah oleh akun instagram @jjjough, terlihat jelas bagaimana seorang siswi smp 3 gelumbang mengalami perundungan oleh teman sekelasnya. 
video tersebut masing-masing berdurasi 45 detik dan 1 menit 37 detik.
 terlihat seorang siswi menarik jilbab korban yang sedang duduk, sementara beberapa siswi lain hanya menyaksikan kejadian tersebut.
baca juga:buruh karet jadi korban penodongan di ampera skate park, palembang
baca juga:polres biak numfor respons video viral dugaan kekerasan terhadap penginjil
korban berinisial v, seorang siswi smp 3 gelumbang, terlihat hanya bisa diam ketika jilbabnya ditarik dan dihina oleh pelaku.
 "tepat hari selasa tanggal 23 juli 2024, adik saya di-bully teman sekelas di smpn 3 gelumbang.
 dari awal si d bertemu adik saya ditarik hijabnya lalu dengan perkataan kotor sampai mau diajak ke wc tapi adik saya tidak mau," tulis pemilik akun @jjjough dalam caption-nya.
korban bahkan sempat terjatuh dari kursi dan mengalami memar di bagian dada setelah didorong dan ditampar dua kali oleh pelaku. 
baca juga:polisi tangkap dua pelaku tawuran antarremaja di lampung selatan
baca juga:rangkuman kasus kriminal di sumatera utara dalam sepekan terakhir
pihak sekolah sudah memanggil keluarga korban namun belum memberikan tindakan skors atau sanksi lainnya kepada pelaku.
postingan tersebut pun viral dan mendapatkan berbagai tanggapan dari netizen, termasuk dari akun instagram resmi polsek gelumbang. 
"terima kasih informasi dan laporannya, kami pihak polsek gelumbang sedang menindaklanjuti kejadian tersebut," tulis pihak polsek gelumbang.
sepupu korban, nia (24), mengungkapkan bahwa sebelumnya korban sempat berselisih paham dengan siswi yang melakukan perundungan tersebut.
baca juga:polres simalungun tangkap nenek yang diduga mencabuli cucunya
baca juga:bikin nyawa melayang, ini 7 tempat angker di lampung yang sarat dengan kisah mistis dan horor
 "selisih paham biasa, kak. pikir adik saya selesai. ternyata keterusan sampai terjadi lah pembullyan itu. 
dan ini mau diajak damai tapi pelaku tidak diberi sanksi, kami tidak mau," katanya saat dihubungi detiksumbagsel.
akibat kejadian tersebut, korban v merasa sangat trauma dan enggan kembali ke sekolah. pihak keluarga sudah mengurus surat pindah sekolah untuk korban. 
"dari kejadian itu (v) tidak pernah mau ke sekolah. bahkan sudah urus surat pindah dan sudah bilang ke gurunya," ujarnya.
baca juga:abidzar al ghifari geram dengan netizen yang singgung kematian dali wassink dan uje
baca juga:uniled lakukan rapat pimpinan, ini pesan ketua yayasan lembah dempo!
keluarga korban berharap agar pihak berwenang dan sekolah dapat memberikan keadilan yang layak untuk korban dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku perundungan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (*)