Gunung Jayawijaya dan Mitos Kemelut Lautan Papua , Apa Hubungannya?

Gunung jaya wijaya.foto:dok/ist.--

REL.BACAKORAN.CO - Di tengah keindahan alam Papua yang memukau, terdapat sebuah mitos kuno yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat lokal. Mitos ini menyebutkan adanya hubungan khusus antara Gunung Jayawijaya, puncak tertinggi di Indonesia, dan lautan luas yang mengelilingi Papua.

Cerita-cerita turun-temurun yang diwariskan oleh leluhur Papua menciptakan suatu kepercayaan yang mengaitkan pegunungan megah ini dengan kekuatan mistis lautan. Tapi, apa sebenarnya makna di balik mitos ini?

Gunung Jayawijaya, yang juga dikenal sebagai Puncak Jaya, adalah bagian dari Pegunungan Maoke di Papua dan merupakan gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut.

Keberadaannya yang megah, dengan salju abadi di puncaknya, menjadikannya sebuah simbol kekuatan dan keteguhan alam yang mendominasi lanskap Papua.

Bagi masyarakat setempat, Gunung Jayawijaya bukan sekadar bentang alam; gunung ini memiliki makna spiritual yang mendalam, mewakili kedudukan tinggi dalam hierarki kosmologi tradisional mereka.

BACA JUGA:Misteri Gunung Jaya Wijaya, Puncak Langit yang Menyimpan Rahasia

BACA JUGA:Banyak yang Nggak Tau, Ini Misteri Kutukan Prabu Brawijaya V Ke Gunung Lawu

Laut Papua, dengan perairannya yang luas dan dalam, melambangkan sumber kehidupan dan keberkahan bagi masyarakat pesisir. Laut menyediakan ikan, terumbu karang, dan sumber daya lainnya yang menjadi sandaran hidup penduduk Papua.

Namun, laut ini juga dikenal karena kemelutnya, dengan gelombang besar dan arus kuat yang bisa tiba-tiba berubah menjadi ancaman mematikan.

Kombinasi antara keindahan dan bahaya ini membuat laut memiliki karakter ganda—menjadi berkah sekaligus tantangan.

Dalam mitos kuno yang beredar, Gunung Jayawijaya dan lautan Papua diyakini memiliki hubungan yang erat, seolah-olah keduanya adalah dua entitas yang saling melengkapi dan mempengaruhi satu sama lain.

Beberapa versi mitos menyebutkan bahwa ketika kemarahan gunung mencapai puncaknya, ia akan menyalurkan energinya ke lautan, menyebabkan gelombang besar dan badai yang dahsyat. Dalam versi lain, lautan yang tenang dikatakan sebagai tanda bahwa gunung sedang dalam keadaan damai dan seimbang.

BACA JUGA:Koin Dirham Samudra Pasai: Jejak Sejarah dan Kebesaran Kerajaan Islam Tertua di Indonesia

BACA JUGA:Peninggalan Berharga Kerajaan Samudra Pasai: Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya Islam Pertama di Indonesia

Tag
Share