India Mundur dari Dedolarisasi Setelah Ancaman Tarif 100% dari Trump

Doc/Foto/Ist--

REL,BACAKORAN.CO – Ancaman tarif 100% dari Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memaksa India untuk menarik diri dari agenda dedolarisasi BRICS. Keputusan tersebut diambil setelah pernyataan tegas Trump yang mengingatkan bahwa negara-negara yang terlibat dalam upaya dedolarisasi akan menghadapi hambatan besar dalam mengakses pasar AS.

BACA JUGA:Jadwal Cair dan Nominal Bansos BPNT Desember 2024: Cek Informasi Lengkapnya!

BACA JUGA:Herman Deru-Cik Ujang Unggul di Pilgub Sumsel 2024, Raih 2,2 Juta Suara, Proses Pleno Tanpa Koreksi

Ancaman Trump terhadap Negara BRICS

Melalui platform Truth Social, Trump menegaskan bahwa AS tidak akan segan-segan menerapkan tarif 100% terhadap produk-produk dari negara-negara BRICS yang mencoba mengurangi ketergantungan pada dolar AS. “Mereka akan menanggung tarif 100%, dan harus siap mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa,” ujar Trump.

Ancaman ini membuat salah satu negara anggota BRICS, India, memutuskan untuk menarik dukungan terhadap agenda dedolarisasi. India, yang merupakan mitra dagang penting AS, mengaku tidak memiliki rencana untuk mengurangi penggunaan dolar AS dalam sistem perdagangan internasionalnya.

BACA JUGA:Nelayan Dapat Bantuan Mesin BBG

BACA JUGA:Resmi Menjadi Tuan Rumah PORNAS KORPRI XVII 2025

Pernyataan Resmi India

Gubernur Bank Sentral India (RBI), Shaktikanta Das, mengonfirmasi bahwa India tidak memiliki niat untuk mengikuti kebijakan dedolarisasi. Ia menegaskan bahwa topik tersebut memang pernah dibahas dalam pertemuan BRICS, namun tidak ada keputusan resmi yang diambil.

"Tidak ada yang membicarakan atau memikirkan tentang de-dolarisasi. Tidak ada langkah yang telah kami ambil untuk melakukan de-dolarisasi," kata Das dalam wawancara dengan Bloomberg. “De-dolarisasi tentu saja bukan tujuan kami dan tidak ada dalam pembahasan. Mata uang BRICS merupakan ide yang dikemukakan oleh salah satu anggota dan telah dibahas, tetapi belum ada keputusan yang diambil,” tambahnya.

Das juga mengklarifikasi bahwa India hanya berupaya mengurangi risiko ketergantungan pada satu mata uang asing, termasuk dolar AS, dengan tujuan menjaga stabilitas ekonomi domestik. “Kami ingin mengurangi risiko perdagangan karena ketergantungan pada satu mata uang terkadang dapat menjadi masalah karena apresiasi atau depresiasi,” jelasnya.

BACA JUGA:BKO Sat Brimobda Kawal Pengantaran Kotak Hasil Rekapitulasi

BACA JUGA:Epson Luncurkan Proyektor EpiqVision Mini dan EH-QL3000W di IHEAC 2024

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan