Menkomdigi Apresiasi Eksistensi Disway Jadi Pengimbang Media di Tengah Lesunya Ekonomi Akibat Marak Judol

Menkomdigi Meutya Hafid menyampaikan selamat atas diselenggarakannya Disway Awards 2024- FOTO: Disway.id---

REL, JAKARTA -- Founder Disway Group Dahlan Iskan mengungkapkan percakapannya dengan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid terkait maraknya judi online yang menyebabkan ekonomi lesu. 

Keduanya membahas bagaimana para pengusaha mengeluh mengenai kelesuan ekonomi belakangan ini dan memperkirakan kaitannya dengan judi online. 

"Kami sepakat, kami sependapat bahwa memang ada hubungannya (antara kelesuan ekonomi dan judi online) karena kalau judi di kampung-kampug, itu uangnya beredar disitu-situ saja, hanya beredar di masyarakat setempat," kata Dahlan dalam sambutannya di Disway Awards di Tangerang, 18 Desember 2024. 

Akan tetapi, lanjutnya, perputaran uang pada judi online saat ini terjadi di luar negeri. 

"Kalau judi online ini uangnya pergi ke luar negeri dan nilainya ratusan triliun. Bagaimana uang yang beredar di masyarakat dengan mudah mengalir ke luar negeri dalam nilainya ratusan triliun," paparnya. 

Maka demikian itu, Dahlan menegaskan bahwa semua negara sepakat untuk memerangi judi online meski hingga saat ini upaya untuk situs judi online ini terus bermunculan. 

"Dan inilah tugas kita bersama bahwa kita membantu program pemberantasan judi online ini, antara lain untuk tetap menghidupkan ekonomi di bawah." 

Pasalnya, judi online ini turut melibatkan berbagai lapisan masyarakat, terutama di kalangan bawah sehingga terjadi pengurasan cash flow yang ada di masyarakat menuju luar negeri. 

Sementara itu, Dahlan yang merupakan pegiat di bidang media ini berupaya mempertahankan eksistensi media di tengah kelesuan ekonomi ini. 

"Begitu saya berhenti menjadi menteri dulu, saya tentu harus kembali ke dunia lama saya di bidang media dan saya lantas terpikir bagaimana media di zaman online ini tetap eksis," lanjutnya. 

Dalam hal ini, ia menyoroti keberimbangan dalam menyajikan berita yang mulai terkikis di saat para media beradu cepat. 

"Kita semua sepakat bahwa di zaman digital ini media-media berebut cepat-cepatan, tetapi juga tidak ada yang dalam dan tidak mempertimbangkan sesuatu apakah ini benar atau tidak, apakah ini bijaksana atau tidak, semuanya tidak mempertimbangkan," tandasnya. 

Bahkan, ia mengaku mendapatkan aduan dari salah satu perusahaan BUMN yang mengeluh bahwa pemberitaan saat ini kurang berimbang. 

"Disway waktu itu kami bangun dengan semangat agar terjadi perimbangan dalam hal pemberitaan di media mengenai mana yang baik, mana yang tidak baik; mana yang bijaksana dan mana yang tidak bijaksana," tuturnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan