Tetap Bertahan Meski Tantangan Ekonomi
Tradisi pembuatan Dawat setiap menyambut bulan puasa tetap berlangsung. Foto : ist --
REL, Pagaralam - Di dusun Pagaralam, Kelurahan Pagaralam, tradisi pembuatan Dawat setiap menyambut bulan puasa tetap berlangsung, meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang tidak mudah.
Salim Efendi, salah seorang tokoh di dusun tersebut, menjelaskan bahwa meskipun tahun ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun semangat untuk membuat Dawat tetap tidak surut.
“Setiap bulan puasa kita selalu membuat Dawat. Tahun lalu, permintaan Dawat begitu tinggi hingga sampai 10 kuali habis terjual. Namun, tahun ini mengalami sedikit penurunan, hanya 9 kuali yang terjual habis,” ungkap Salim Efendi.
Meskipun demikian, Salim dan timnya tetap bersemangat dalam memproduksi Dawat. Setiap hari, mereka mampu membuat 4 hingga 5 kuali Dawat, dengan satu kuali berisi 7 kilogram, sehingga total produksi per hari mencapai 35 kilogram.
BACA JUGA:Intensifkan Pemantauan Stok dan Harga Bapokting
BACA JUGA:PT ABG Gelontarkan Ribuan Paket Sembako Untuk 11 Desa
Dawat tidak hanya dijual dalam bungkusan, tetapi juga dijual secara kiloan atau dalam kemasan emberan. Bahan baku untuk pembuatan Dawat menggunakan tepung beras dan Suji sebagai pewarna alami.
Salim berharap agar Ramadhan tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun menghadapi tantangan ekonomi, semangat untuk menjalankan tradisi tetap terjaga.
Sementara itu, Medi, salah satu pembeli Dawat, mengatakan bahwa meskipun harga Dawat naik karena kenaikan harga beras, namun kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan. Baginya, Dawat buatan Pak Salim tetap menjadi pilihan yang pas untuk dinikmati.
Dengan semangat dan dukungan dari masyarakat, tradisi pembuatan Dawat di dusun Pagaralam tetap berlanjut, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan menyambut bulan suci Ramadhan. (rer)