Mahasiswa PGRI Pasang Bendera Palestina
Bendera Palestina berkibar di salah satu gedung universitas PGRI Palembang. Foto : ist--
REL, Palembang - Dukungan terhadap perjuangan warga Palestina di Gaza melawan serangan dan agresi militer Zionis Israel semakin meluas, termasuk di Kota Palembang.
Aksi solidaritas ini tidak hanya datang dari kalangan ulama, LSM, ormas, atau OKP, tetapi juga melibatkan mahasiswa.
Kampus Universitas PGRI Palembang menjadi saksi atas dukungan ini, dengan bendera Palestina yang berkibar hampir di setiap sudut dan ruang kuliah, berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Seorang mahasiswa yang enggan disebutkan namanya menyatakan, "Meskipun kami tidak dapat berada di Gaza secara fisik, kami, sebagai saudara mereka, akan terus memberikan dukungan dan mendukung perjuangan warga Palestina melawan agresi militer. Bendera Palestina ini menjadi simbol konkret dari dukungan kami."
BACA JUGA:Bani Fir'aun
Inisiatif pemasangan bendera Palestina diakui sebagai respons terhadap jumlah korban sipil yang terus bertambah akibat serangan tersebut.
Menurut mahasiswa tersebut, tidak hanya orang dewasa yang menjadi korban, tetapi juga anak-anak dan perempuan.
Tindakan ini dianggap sebagai bentuk dukungan langsung terhadap perjuangan warga Palestina menghadapi agresi militer Zionis Israel.
"Perjuangan ini tidak hanya soal agama, tetapi juga kemanusiaan. Korban sipil terus meningkat, dan sebagai bentuk dukungan, kami mahasiswa PGRI mengambil inisiatif memasang bendera Palestina. Ini adalah bukti bahwa kami menentang penjajahan dan agresi militer yang terjadi di Palestina, khususnya di Gaza," tambahnya.
Humas Universitas PGRI Palembang, Mulyadi, menyatakan bahwa pihaknya tidak melarang mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya terkait kondisi di Palestina, selama hal itu dilakukan sesuai koridor dan prosedur yang berlaku.
BACA JUGA:Dialog Publik dan Musik Moderasi Beragama
Mulyadi menekankan bahwa dukungan ini muncul dari hati nurani mahasiswa setelah melihat kondisi di Palestina belakangan ini.
Meski demikian, ia juga mengingatkan agar mahasiswa tetap menjaga situasi agar tetap kondusif tanpa adanya intrik.
"Kami tidak melarang selama sesuai dengan koridor yang ada, terutama karena ini dilakukan di dalam lingkungan kampus yang merupakan rumah bagi mahasiswa. Ini adalah aspirasi murni dari mahasiswa yang menentang agresi militer terhadap warga Palestina. Setelah aspirasi selesai, kami juga berharap semuanya bisa kembali normal," ungkap Mulyadi. (*)