Keunikan Kuliner Madiun: Dari SJotos hingga Gombelwakcukdongti

Kuliner khasnya madiun--

REL, Madiun - Terkenal dengan julukan Kota Brem dan Kota Pecel, Madiun ternyata menyimpan kekayaan kuliner lain yang tak kalah menarik. Tidak hanya dari segi rasa, tapi juga dari nama-nama kuliner yang unik dan memancing rasa penasaran.

Jika mendengar kata Madiun, banyak orang mungkin langsung membayangkan sedang menyantap nasi pecel khas daerah ini. Tidak heran, karena kota ini memang terkenal dengan nasi pecel. 

Bahkan, terdapat Tugu Nasi Pecel di Jalan Pahlawan sebagai ikon kota. Namun, selain nasi pecel, Madiun juga memiliki berbagai kuliner khas lainnya yang menggoda selera. Berikut ini empat kuliner unik di Madiun dengan nama yang tak biasa.

BACA JUGA:Menikmati Pesona Kuliner Pagar Alam, 5 Makanan Khas yang Wajib Dicoba

BACA JUGA:Kedapatan Curi Buah Sawit, Boy Ditangkap Tim Landak Polres Musi Rawas

1. Sego Jotos

Mendengar nama sego jotos mungkin membuat banyak orang berpikir tentang kekerasan, karena dalam bahasa Jawa, jotos berarti pukulan atau tinju. Namun, nama ini diberikan karena cara membungkusnya yang mirip kepalan tangan. 

Sego jotos adalah versi lebih besar dari nasi kucing yang dibungkus daun pisang. Dalam seporsi sego jotos, terdapat nasi putih hangat dengan lauk pauk sederhana seperti telur dadar, tempe atau tahu, mi, dan sambal. Harganya yang terjangkau mulai dari Rp 5.000, menjadikannya pilihan favorit di kalangan masyarakat Madiun.

2. Wedang Jancrok

Selanjutnya ada wedang jancrok. Minuman ini memiliki nama yang mungkin membuat banyak orang heran karena terdengar unik dan mencolok.

 Nama jancrok sebenarnya singkatan dari bahan-bahan utama minuman ini, yaitu jahe, kencur, dan jeruk. Minuman ini biasanya bisa ditemukan pada malam hari dan sangat cocok dikonsumsi saat malam atau ketika hujan untuk menghangatkan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh.

3. Nasi Pupuk

Nama nasi pupuk mungkin terdengar aneh dan sulit dibayangkan, karena kata pupuk identik dengan penyubur tanaman. Hidangan ini sering dijumpai dalam acara pernikahan tradisional Jawa, dengan filosofi mendalam sebagai doa agar pernikahan pengantin baru selalu subur dan harmonis layaknya tanaman yang dipupuk.

BACA JUGA:3 Makanan Sumber Gandum Utuh yang Sehat untuk Sarapan

Tag
Share