Hati-Hati, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Picu Panas Dalam

Ilustrasi--

Memasuki musim kemarau, Anda perlu berhati-hati dengan kemungkinan gelombang panas yang mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. Pasalnya, munculnya gelombang panas dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, salah satunya panas dalam. Lantas, mengapa panas dalam sering terjadi saat cuaca terik? Simak informasi selengkapnya pada ulasan berikut ini.

Panas dalam karena cuaca terik

Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia diprediksi mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus dengan suhu udara maksimum di atas 37°C.

Suhu panas yang menyengat ini bukan hanya membuat gerah dan tidak nyaman untuk beraktivitas, tetapi juga dapat mengakibatkan tubuh rentan terserang penyakit.

BACA JUGA:Keren Banget, Ini 7 Wisata Paling Keren Di Semarang!

BACA JUGA:Wajib Diketahui, Ini 9 Wisata Semarang yang Patut Anda Kunjungi

Kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat akibat pengaruh eksternal, menyebabkan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu terganggu sehingga muncul berbagai kondisi kesehatan, salah satunya panas dalam.

Sebetulnya, panas dalam tidak hanya terjadi karena cuaca terik. Kondisi ini dapat terjadi apabila cuaca sedang terik kemudian diikuti dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan berminyak dan pedas, merokok, dan dehidrasi.

Kondisi ini menyebabkan imunitas menurun, sehingga tubuh mudah terserang infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan panas dalam.

Dalam dunia medis, panas dalam tidak memiliki pengertian khusus. Kondisi ini merujuk pada istilah faringitis atau radang tenggorokan.

BACA JUGA:Investasi Bodong Makan Korban di Mojokerto: 70 Wanita Muda Rugi Rp 2 Miliar

BACA JUGA:Optimalisasi PAD, Pj Bupati Datangi Dirjen Keuangan Daerah

Panas dalam karena cuaca terik tak hanya berdampak bagi kesehatan tetapi juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala yang disebabkan oleh panas bisa membuat Anda tak nyaman untuk beraktivitas, mengganggu penampilan karena bibir pecah-pecah, hingga sulit fokus untuk bekerja. Kondisi ini akhirnya dapat menurunkan produktivitas Anda.

Tag
Share