Miliki Luas Sekitar 90 Hektare, Ternyata Pulau Kemaro Banyak Ditemukan Misteei yang Belum Terungkap

Selasa 30 Jul 2024 - 18:56 WIB
Reporter : Riski
Editor : Padri

Sekitar 63 orang rombongan SCB berangkat dari Dermaga Intirub menuju Pulau Kemaro bagian, tempat ditemukan dugaan bunker, keramik, dan tinggalan lainnya baru-baru ini.

Sesampai di Bungalow yang dibangun oleh pemerintah Kota Palembang, para peserta diajak berjalan sekitar 640 meter untuk sampai ke titik penemuan.

BACA JUGA:Ini Misteri Suku Shihuh yang Terisolasi di Gunung: Apakah Mereka Orang Arab Asli?

BACA JUGA:Ini Misteri dan Tradisi Aneh Suku Bati, Salah Satunya Bisa Terbang

Kondisi jalan masih berlumpur karena sedang adanya pembangunan tanggul, sebagian jalan juga berakar dan banyak sampah yang sudah lama.

Selebihnya, rombongan melewati perkebunan warga hingga titik penemuan bungker.

Ternyata sebagian kawasan perkebunan dan semak-semak sudah dibersihkan, sehingga memudahkan peserta SCB melewati jalan.

Menurut Retno, pada survei sebelumnya pada Kamis (25/3/2021), dugaan bunker tersebut baru ditemukan dengan dipenuhi tumbuhan yang menutupinya.

Namun pada perjalanan keduanya ini, bungker yang sudah dibersihkan, bagian atasnya ditemukan tulisan 16/6/2603 berdasarkan penanggalan Jepang, atau sama dengan 16/6/1943 pada penanggalan Masehi.

Awalnya, para peserta yang menemukan tanggal tersebut mengira angka tersebut adalah 16/6/1963, atau diduga dibuat pada tahun yang berkaitan dengan pembangunan Jembatan Ampera Tahun 1962-1965.

Namun Retno meralat pernyataan tersebut, dengan penemuan penanggalan tersebut justru memperkuat dan memastikan bahwa struktur bangunan tersebut benar adalah sebuah bunker Jepang.

Bentuk tumpukan beton yang belum sempurna, dua sisian batu menyangga dua beton yang diatasnya, kemudian ada sebagian batu yang nampak tidak teratur. 

Di dekat sungai, terdapat dua batu yang diduga sebagai landasan meriam, karena terlihat ada lubang bekas meriam ditaruh.

BACA JUGA:Ini 6 Fakta Menarik Suku Mante, Keberadaannya Masih Menjadi Misteri

Meskipun tidak seperti bungker pada umumnya, namun penemuan tersebut tetap bagian dari pertahanan Jepang pada masa itu. 

“Iya meskipun tidak bungker yang rapat, seperti ada di Plaju, Rimbo Kemuning, atau RS Charitaas, tapi itu tetap bagian dari pertahanan Jepang,” ujarnya.

Kategori :