Beberapa faksi terbentuk, mencerminkan perbedaan pandangan di antara para pemimpin dan anggotanya.
Meski begitu, PKB terus berupaya untuk konsolidasi dan memperkuat posisinya di panggung politik Indonesia.
Di era pasca-Gus Dur, PKB fokus untuk memperluas basis dukungannya, melakukan reformasi internal, dan memperkuat struktur organisasi partai.
PKB juga berusaha untuk menyeimbangkan antara warisan ideologis NU dan kebutuhan untuk menjadi partai politik modern yang dapat menarik dukungan luas.
PKB di Era Kontemporer
Di era kontemporer, PKB tetap menjadi salah satu partai politik yang signifikan di Indonesia.
Partai ini terus berupaya untuk memainkan peran penting dalam proses legislatif dan eksekutif di berbagai tingkatan pemerintahan.
PKB juga aktif dalam berbagai isu nasional, termasuk pendidikan, ekonomi, dan hak asasi manusia, dengan tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam moderat yang inklusif dan pluralistik.
Di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar, PKB berusaha memperkuat posisinya sebagai partai yang dapat menjembatani antara nilai-nilai Islam dan kepentingan nasional.
PKB juga aktif dalam mendukung program-program pemerintah yang pro-rakyat, serta berusaha memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencerminkan perjalanan panjang sebuah partai yang lahir dari aspirasi untuk menciptakan demokrasi yang lebih inklusif dan adil di Indonesia.
Dengan akar kuat dalam tradisi NU dan visi yang moderat serta inklusif, PKB terus berperan penting dalam politik Indonesia.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, PKB tetap berkomitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman yang moderat dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Partai ini masih memiliki peran besar dalam menentukan arah politik dan kebijakan di Indonesia, dan masa depan PKB tampak menjanjikan dengan semangat reformasi yang terus diusung. (*)