Satu-satunya yang saya perlu turun tangan hanya saat sang ketua sakit panas. Sampai 39,9 derajat. Tidak bisa makan. Ternyata bagian dalam pipinya terluka. Itu karena ujung kawat gigi bagian paling akhir menggores bagian dalam pipi.
Ketika yang lain lagi seru makan kambing di resto di kawasan Muslim Niu Jie ia sangat menderita. Ibunya memutuskan membawanya ke dokter gigi. Dicari lewat aplikasi. Ternyata dekat. Persis di seberang restoran.
Saya diminta ikut mengantar. Soal bahasa tadi. Setelah dokter gigi, wanita, memeriksa, dia punya kesimpulan yang sama: akibat ujung kawat. Maka kawat itu harus dipotong.
BACA JUGA:Lapas Gelar Rapat Evaluasi dan Perencanaan Kinerja
"Bisa. Tapi ada biayanya," ujar dokter yang tidak tahu siapa kami kecuali kami orang dari Indonesia.
"没问题," jawab saya.
"Mahal lho. Bagaimana?" tanyanyi.
"没问题," jawab saya lagi.
Dokter pun mengerjakannya. Tidak sampai 7 menit selesai. Ternyata tidak dipotong pakai gunting. Ujung kawat itu “digerinda” pakai gerinda muter cepat yang biasa untuk mengikis gigi.
"Sakit?" tanya dokter pada Ayrton.
"Tidak".
"Coba ngunyah-nguyah seperti sedang makan," perintah dokter.
Ayrton melakukannya.
"Sakit?" tanya dokter.
"Tidak".
BACA JUGA:Keliling Malam Hari, Antisipasi Gangguan Kamtibmas