Meski risikonya cukup kecil, makan mi instan mentah berisiko menyebabkan infeksi bakteri.
Hal ini karena mi instan mentah kemungkinan bisa terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli atau Salmonella selama pengemasan atau penyimpanan. Kedua bakteri ini dapat menyebabkan diare atau keracunan makanan.
Memasak mi dengan air mendidih adalah cara yang paling efektif untuk membunuh bakteri sehingga mi aman untuk dikonsumsi.
3. Hipertensi
Beberapa orang terkadang makan mie mentah bersama dengan bumbu mi instan bawaan kemasan agar rasanya menjadi lebih enak.
Namun, hal ini justru dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi (hipertensi). Pasalnya, mi instan, terutama bagian bumbunya mengandung natrium yang cukup tinggi.
Mengutip Harvard Health, mengonsumsi natrium terlalu banyak dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, hingga stroke.
4. Meningkatkan risiko penyakit hati
Makan mi mentah dalam jumlah berlebihan dan terlalu sering juga dapat meningkatkan risiko penyakit hati.
Hal ini karena mi merupakan makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, pemanis, perasa buatan, serta zat aditif lainnya yang dapat membebani kerja hati.
Jika terus dibiarkan, organ hati bisa menimbun lemak berlebih dalam selnya sendiri. Seiring waktu, lemak yang menumpuk dapat meradang dan menyebabkan kerusakan pada hati.
5. Sindrom metabolik
Mengonsumsi mi instan terlalu sering juga dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah sekumpulan gangguan yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Mengutip Keck Medicine, wanita yang makan mi instan, setidaknya 2 kali seminggu atau lebih, berisiko terkena sindrom metabolik sebanyak 68 persen.
Ini karena mi instan memiliki kadar natrium dan lemak jenuh cukup tinggi yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko stroke, diabetes, dan penyakit jantung.
6. Memicu peningkatan berat badan