Oleh: Dahlan Iskan
Ke Tiongkok kali ini saya bikin percobaan kecil-kecilan: menyelamatkan bibir dengan cara baru. Pakai virgin coconut oil. Biarlah dibilang tidak modern. Atau bau jelantah. Yang penting berusaha.
Anda pun sudah pernah mengalami. Di puncak musim dingin seperti ini bibir kering. Lalu terasa tebal. Bersisik.
Hari ketiga, mulai seperti ada kulit bibir yang harus dikelupas. Tangan suka usil: ingin mengupas kulit kering yang mengganggu itu. Padahal akibatnya sudah tahu: akan ada luka tipis. Sedikit berdarah. Pedih.
Wanita tidak mengalami itu: pakai lipstik.
BACA JUGA:36 Personel Polres Empat Lawang Naik Pangkat
BACA JUGA:Gempabumi Tektonik M5,1 Guncang Kawasan Kupang NTT
Laki-laki pakai lipstik?
Robert Lai-lah orang pertama yang mengajari saya pakai lipstik. Lebih 25 tahun lalu. Lip balm. Balsem bibir. Harus selalu ada lipstick di kantong baju tebal. Sebentar-sebentar lipstikan.
Problem tidak hanya di bibir. Juga di kulit tangan. Kulit kaki. Kulit tumit.
Kulit tangan seperti bersisik. Pun kulit kaki. Tumit pecah-pecah. Kadang seperti jijik.
BACA JUGA:Gempabumi Tektonik M5,1 Guncang Kawasan Kupang NTT
Teman Singapura kelahiran Hong Kong itu pula yang mengajari saya pakai lotion. Dibelikan merek tertentu. Setiap habis mandi harus mandi lotion. Wajah, tangan, kaki, tumit, dan seluruh telapak kaki. Kalau ia melihat kulit saya mulai bersisik, ia paksa saya: ia oleskan lotion ke seluruh tangan saya. Lalu minta saya lepas kaus kaki. Dilihat tumit saya. Kasar. Pecah-pecah. Ia gosok dengan lotion.
Saya ikut jadi konsumen merek lotion kesukaan Robert.
Kali ini saya berangkat membawa VCO. Asli Indonesia. Bikinan Ricky Elson. Saya bawa yang botol kecil. Takut tidak lolos di bandara. Dan lagi ini pergi yang tidak lama. Sebotol isi 90 cc pun mestinya cukup.