Viral Cek Khodam di Media Sosial, Ini Penjelasan Kepala KUA Sungai Serut

Minggu 29 Sep 2024 - 12:47 WIB
Reporter : Pauzan
Editor : Pauzan

RAKYATEMPATLAWANG – Viral di media sosial, khususnya TikTok, mengenai praktik "cek Khodam" telah memicu perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan tentang keabsahan serta implikasinya. 

Menanggapi fenomena tersebut, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sungai Serut, Syahmul Basil, S. Ag, M.HI, memberikan penjelasan mendalam tentang Khodam dan konteks permintaan bantuan kepada makhluk gaib.

Syahmul menjelaskan bahwa Khodam berasal dari istilah Arab "Khodama - Yakhdumu," yang berarti pembantu. 

Dalam praktik yang tengah viral, Khodam merujuk pada sosok yang diklaim dapat mendeteksi kekuatan irasional yang berasal dari makhluk ghaib, umumnya dari kalangan jin.

BACA JUGA:Viral, Aksi Pria Ngotot Minta Ambulans Menepi Alasannya Macet Padahal Darurat, Bikin Warganet Geram

BACA JUGA:Viral, Polisi Kejar Gerombolan Pemotor Bersenjata Tajam di Jalan Jogja-Solo

“Penting bagi masyarakat untuk memahami makna Khodam sebelum mengikuti tren viral yang tidak jelas.

 Ada risiko besar jika hanya mengikuti tanpa pemahaman yang tepat,” ungkap Syahmul. 

Ia merujuk pada Surah Al-Jin ayat 6 yang menyatakan, “Dan ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” 

Hal ini menegaskan bahwa meminta bantuan kepada jin dapat berakibat negatif bagi individu yang terlibat.

BACA JUGA:Peningkatan Volume Kendaraan di Kota Depok, Dishub Siapkan Langkah Strategis

BACA JUGA:Perbandingan Performa: Toyota Fortuner 2.8 GR Sport vs Mitsubishi Pajero Sport Dakar Ultimate

Syahmul juga mengutip pandangan Syekh Mutawalli al-Sya'rawi, yang menegaskan bahwa meminta bantuan kepada jin dapat membahayakan diri dan mendatangkan siksaan. 

Namun, ada pula pendapat dari beberapa ulama yang memperbolehkan permintaan bantuan kepada jin dalam konteks yang mubah, asalkan tidak untuk mencelakakan orang lain dan tidak meyakini bahwa keberhasilan sepenuhnya bergantung pada jin.

“Jika seseorang meminta bantuan jin dalam hal yang diperbolehkan, maka hal itu bisa dipandang sama seperti meminta bantuan manusia dalam hal yang mubah,” tutup Syahmul.

Kategori :