RAKYATEMPATLAWANG – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
Lombok, destinasi wisata yang terkenal dengan keindahannya, kini tak hanya dikenal karena pantai dan pegunungannya yang menakjubkan. Pulau ini juga menyimpan kisah kelam yang membentuk sejarah masa lalunya.
Salah satu bukti sejarah tersebut dapat ditemukan dalam Babad Lombok, yang kini tersimpan rapi di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat.
Babad Lombok adalah naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno (Kawi).
BACA JUGA:Hari Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia: Gempa Bumi Shaanxi 1556
BACA JUGA:Menggali Sejarah Kotabaru Yogyakarta Sebagai Cagar Budaya
Naskah ini mengisahkan peristiwa letusan Gunung Samalas yang terjadi pada tahun 1257 M di Pulau Lombok.
Letusan gunung ini diperkirakan mencapai kekuatan 7 pada Volcanic Explosivity Index (VEI) dan dianggap salah satu letusan terbesar dalam sejarah.
Letusan Gunung Samalas: Tragedi Dahsyat yang Mengubah Lombok
Pada tahun 1257, letusan Gunung Samalas mengguncang Pulau Lombok dan mempengaruhi seluruh kawasan sekitarnya.
BACA JUGA:Pentingnya Museum dalam Melestarikan Warisan Budaya dan Sejarah Bangsa
BACA JUGA:Warisan Pengobatan Tradisional Jawa untuk Redakan Batuk
Kolom erupsi setinggi puluhan kilometer meluncur ke atmosfer, sementara aliran piroklastik menutupi hampir seluruh Pulau Lombok, mengubur desa-desa dan mengakibatkan banyak korban jiwa.
Penelitian oleh tim Badan Geologi Internasional yang dipimpin oleh Frank Lavigne dari Universite Pantheon-Sorbonne, mengungkapkan bahwa letusan Gunung Samalas jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan Gunung Krakatau dan Tambora.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa letusan Samalas memiliki kekuatan delapan kali lipat lebih besar dibandingkan letusan Krakatau dan dua kali lebih besar dari letusan Tambora.