REL, Palembang — Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan tekadnya dalam memperkuat ketahanan pangan dengan menambah 100 ribu hektare lahan sawah baru.
Langkah ambisius ini bertujuan meningkatkan produksi beras daerah agar dapat berkontribusi lebih besar bagi pasokan pangan nasional.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sedang memetakan kesesuaian lahan untuk program cetak sawah di wilayah prioritas.
“Empat wilayah di Sumsel yang menjadi fokus adalah Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Data pemetaan sudah selesai, dan potensi lahan yang bisa dicetak telah teridentifikasi,” kata Bambang, Sabtu (2/11/2024).
Proses pemetaan lahan ini turut melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumsel serta Dinas Kehutanan, yang bekerja sama dalam memverifikasi lahan potensial untuk dijadikan sawah.
BACA JUGA:HEBOH! La Tiao Picu Keracunan Massal
BACA JUGA:Siapkan Sanksi Tegas ASN tak Netral
BACA JUGA:Telan Pil Pahit di Kandang Sendiri
Komitmen ini menjadi bagian dari strategi Sumsel dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Saat ini, dengan jumlah penduduk sekitar 9 juta jiwa, Sumsel menghasilkan 1,73 juta ton beras per tahun.
Angka ini jauh melebihi kebutuhan konsumsi lokal yang hanya mencapai 840 ribu ton per tahun, sehingga menciptakan surplus yang dapat disalurkan ke provinsi lain.
Meski produksi beras di Sumsel sudah cukup tinggi, Bambang menekankan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dalam hal indeks pertanaman.
“Saat ini, hanya 20% lahan yang bisa ditanami dua kali dalam setahun. Dengan optimalisasi lahan baru, kami berharap indeks pertanaman dan produktivitas beras dapat ditingkatkan,” jelasnya.
BACA JUGA:Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Kota Sekayu
Pemerintah Provinsi Sumsel menargetkan bahwa dalam 3 hingga 4 tahun mendatang, penambahan lahan sawah dan peningkatan produktivitas akan membuat Sumsel semakin berperan penting dalam ketahanan pangan nasional, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. (*)