Siapa Pemilik PT Freeport Raksasa tambang emas di papua? Ini Jawabannya!

Sabtu 16 Nov 2024 - 08:30 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

REL,BACAKORAN.CO – Setelah bertahun-tahun menjalani proses negosiasi yang panjang dan penuh tantangan, Indonesia akhirnya berhasil memperoleh kendali mayoritas atas PT Freeport Indonesia (PTFI). Pada 21 Desember 2018, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa 51,2% saham PTFI resmi berpindah tangan kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebuah langkah yang menandai babak baru dalam sejarah pengelolaan sumber daya alam Indonesia.

Divestasi saham ini menjadi momen bersejarah, mengingat PTFI mengelola salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, yaitu Tambang Grasberg yang terletak di Papua. Dengan sebagian besar saham kini berada di tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, pemerintah berharap pengelolaan tambang tersebut dapat lebih fokus pada kepentingan nasional dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya di Papua.

BACA JUGA: Daftar Orang Terkaya di Indonesia 2024: Dominasi Bisnis Perbankan, Pertambangan, dan Petrokimia

BACA JUGA: Tantangan dan Harapan Industri Tembaga Indonesia: Kebakaran Smelter Freeport dan Rencana Ekspor yang Menanti

Proses penyerahan saham ini merupakan hasil dari perjuangan panjang yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari penilaian aset, perpanjangan kontrak operasi, hingga komitmen investasi jangka panjang. Tak hanya itu, negosiasi ini juga memperhatikan isu lingkungan dan hak-hak masyarakat adat setempat, yang menjadi perhatian utama dalam pengelolaan tambang tersebut.

Dengan kepemilikan mayoritas oleh Inalum, perusahaan ini kini menguasai 41,23% saham PTFI, sementara 10% lainnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Papua. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, saham pemerintah daerah akan dikelola oleh PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM), perusahaan yang didirikan khusus untuk tujuan ini, dengan Inalum menguasai 60% sahamnya dan sisanya 40% dikelola oleh BUMD Papua. Diperkirakan, struktur kepemilikan baru ini dapat membawa dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan meningkatkan peran Indonesia dalam industri pertambangan global.

BACA JUGA: TBS Energi Utama Hentikan Operasi Tiga Tambang Batu Bara, Fokus Bangun Bisnis Energi Terbarukan

BACA JUGA: Pengusaha Tambang Dermawan Ini Masuk Daftar 5 diarahkan di Bengkulu

Sejarah dan Perkembangan PT Freeport Indonesia

Didirikan pada tahun 1988 setelah penemuan deposit tembaga dan emas di Grasberg, PTFI berkembang menjadi salah satu pemain utama dalam industri pertambangan dunia. Hingga kini, Freeport-McMoRan (FCX), perusahaan induk PTFI yang berbasis di Amerika Serikat, masih memegang sebagian besar saham perusahaan tambang tersebut. Namun, dengan divestasi ini, Indonesia kini mengendalikan sebagian besar saham dan memberikan pengaruh besar dalam arah pengelolaan sumber daya alam yang ada di Papua.

Sejak keberadaannya di Indonesia, PTFI telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara, termasuk penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, serta pembayaran pajak dan royalti yang signifikan kepada pemerintah. Dalam empat tahun terakhir saja, PTFI menyumbangkan lebih dari USD 37,46 miliar kepada negara melalui pajak, dividen, dan pembayaran royalti.

BACA JUGA:Ini Raja Batu Bara hingga Penguasa Bauksit, Ini Deretan Pengusaha Tambang Masuk Daftar 50 Orang Terkaya Indone

BACA JUGA:Kemudahan Transaksi di Kawasan Perumahan, Tak Perlu ke Bank

Potensi Keuntungan Ekonomi bagi Papua dan Indonesia

Kepemilikan saham mayoritas ini juga diharapkan dapat mempercepat pembangunan di Papua. Dengan kontribusi PTFI yang mencapai lebih dari 45% dari PDRB Papua, perusahaan ini memegang peranan penting dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat lokal. Program-program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan infrastruktur yang telah dijalankan PTFI akan terus berlanjut dengan dukungan penuh dari pemerintah, memberikan harapan bagi pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.

Kategori :