RAKYATEMPATLAWANG – Anak mengompol saat tidur adalah hal yang wajar. Namun, jika anak sudah jarang atau berhenti ngompol, tapi kemudian sering mengompol lagi, orangtua mungkin perlu khawatir. Pasalnya, anak yang ngompol bisa merupakan gejala dari penyakit diabetes. Apa hubungannya mengompol dan diabetes pada anak?
Bagaimana anak ngompol bisa menjadi gejala diabetes?
Diabetes atau diabetes mellitus adalah gangguan di mana tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan baik. Pada anak, jenis diabetes yang paling umum adalah tipe satu.
Pada jenis ini, pankreas anak tidak dapat membuat insulin, yaitu hormon yang membantu mengubah glukosa atau gula menjadi energi. Akibatnya, kadar glukosa pada darah anak menjadi tinggi.
Lalu, apa kaitannya dengan mengompol? Melansir laman Diabetes.co.uk, saat kadar glukosa tinggi, tubuh akan berupaya untuk mengeluarkan kelebihan glukosa tersebut melalui urine.
Berkat hal tersebut, volume urine anak Anda menjadi lebih banyak dari biasanya karena ada kandungan gula di dalamnya. Pasalnya, cairan dari sel-sel tubuh akan keluar sel karena keberadaan glukosa.
Nah, karena hal tersebutlah, anak Anda menjadi lebih sering ingin buang air kecil dari biasanya. Jika tak tertahankan, anak akan menjadi ngompol saat tertidur.
Bukan cuma alasan tersebut, alasan anak ngompol sebagai gejala diabetes juga terkait dengan kerusakan ginjal atau kandung kemih.
BACA JUGA:Polsek Pendopo Gelar Patroli Cipkon dan Razia
BACA JUGA:Bawaslu Sumsel Ungkap Politik Uang Pilkada Beralih ke Bentuk Digital
Menurut Diabetes Australia, kerusakan pada ginjal dan kandung kemih merupakan salah satu komplikasi dari diabetes.
Ini terjadi karena kadar gula yang tinggi dalam darah bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit. Jika ini terjadi, aliran darah ke ginjal menjadi tersumbat dan ginjal menjadi rusak.
Selain itu, saraf yang mengontrol buang air kecil pun bisa terpengaruh oleh diabetes.
Akibatnya, anak mungkin tidak dapat merasakan saat kandung kemih penuh sehingga urine berada di kandung kemih dalam waktu lama.
Kondisi ini meningkatkan risiko anak terkena infeksi saluran kemih. Adapun infeksi saluran kemih dan kerusakan pada ginjal bisa mengubah jumlah dan frekuensi buang air kecil, termasuk menyebabkan ngompol.