Pedagang Pasar Tanah Abang Mengeluh: Omzet Turun Drastis, Banyak Toko Bangkrut

Minggu 24 Nov 2024 - 07:30 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

REL,BACAKORAN.CO – Para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, menghadapi masa-masa sulit. Sejumlah pedagang melaporkan penurunan omzet hingga 80%, yang mencakup banyak toko di salah satu pusat perdagangan tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

Kondisi ini diperparah oleh rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025, yang mengancam semakin membatasi para pelaku usaha.

BACA JUGA:Tragedi di Mapolres Solok Selatan: AKP Dadang Tersangka Pembunuhan Berencana terhadap AKP Ryanto

BACA JUGA:Aksi Brutal di Solok, Setelah Tembak AKP Ulil, AKP Dadang Berniat Habisi Kapolres Solok Selatan

Tomi, salah seorang pedagang pakaian di Blok A, mengaku hampir satu bulan terakhir tidak menerima pesanan besar seperti biasanya. "Kalau dulu seminggu bisa dapat beberapa kodi, sekarang sama sekali tidak ada. Toko-toko di sini juga banyak yang tutup," ujarnya.

Keluhan serupa datang dari Pito, pedagang tas dan aksesori di Blok B yang telah berdagang selama 36 tahun. Ia mengatakan bahwa omzetnya turun drastis dan kesulitan bertahan dengan hanya menjual beberapa potong barang setiap hari. "Dulu saya punya tiga toko, sekarang tinggal dua. Banyak toko yang kosong atau tutup karena tidak bisa membayar biaya operasional pasar," ungkapnya.

Harga sewa kios yang biasanya mencapai Rp 50 juta per tahun kini turun drastis hingga Rp 7 juta per tahun akibat minimnya permintaan. Menurut Pito, situasi ini mencerminkan krisis yang dialami pedagang.

BACA JUGA:Penegakan Hukum yang Lemah, Surga Emas 30 Kg Per Bulan yang Memicu Tragedi Penembakan Polisi

BACA JUGA:KPU Empat Lawang Gelar Simulasi Pemungutan Suara, Edukasi untuk Pemilu Lebih Baik

Faktor Penyebab

1. Kenaikan Harga Barang

Harga bahan baku tekstil yang semakin mahal membuat pedagang harus menaikkan harga jual. Namun, daya beli masyarakat justru menurun, sehingga produk sulit terjual.

2. Kompetisi Ketat dengan E-Commerce

Perkembangan perdagangan online membuat pelanggan beralih membeli produk langsung dari platform digital yang menawarkan harga lebih murah dan berbagai promo menarik.

3. Kenaikan Tarif Pajak

Kategori :