Kini, siapa pun bisa memainkan Dol, melestarikan tradisi yang sebelumnya terbatas pada keturunan Sipai.
4. Kesenian Sarafal Anam
Kesenian ini merupakan tradisi vokal yang menggunakan lantunan ayat suci Al-Qur'an dan syair pujian.
Diperkenalkan oleh ulama dari Banten, seni ini berkembang pesat di Bengkulu dan digunakan dalam acara pernikahan serta aqiqah. Sarafal Anam mengajarkan nilai kebersamaan dan penghormatan terhadap agama.
5. Kerajinan Kulit Lantung
Kulit Lantung adalah hasil kerajinan tangan dari pohon karet dan ibuh yang menciptakan produk seperti tas, dompet, hingga bingkai foto.
BACA JUGA:Melihat Rimba Candi Pagaralam Disiapkan Sebagai Kota Sejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
BACA JUGA:Fenomena Ketubean di Sungai Musi, Empat Lawang: Warga Panen Ikan Mabuk
Berakar dari masa pendudukan Jepang, kerajinan ini menjadi simbol perjuangan masyarakat Bengkulu. Kualitasnya yang tahan lama dan ekonomis menjadikannya pilihan populer hingga kini.
6. Opai Malem Likua
Tradisi Serawai dan Rejang ini dilakukan setiap malam ke-27 Ramadan. Masyarakat membakar batok kelapa sebagai simbol keesaan Allah SWT dan doa untuk leluhur. Tradisi ini mempererat hubungan keluarga dan menjadi momen berkumpul yang penuh makna.
7. Marhaban Buai Bayi
Tradisi ini dilakukan dalam prosesi aqiqah, di mana bayi diletakkan dalam buaian kain Besurek dan diiringi lantunan shalawat serta doa. Ritual ini bertujuan memohon berkah dan kebaikan bagi sang bayi. Kemeriahan acara semakin lengkap dengan kehadiran anak-anak yang berebut “banjar uang.”
8. Berejung
Berejung adalah tradisi bernyanyi dengan logat Serawai yang biasanya dipertunjukkan dalam acara pernikahan atau peresmian. Berfungsi sebagai hiburan, tradisi ini juga mengandung pesan moral yang disampaikan dengan cara menghibur.
Budaya dan tradisi Bengkulu yang kaya ini tidak hanya memperkaya identitas lokal, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai luhur yang relevan di era modern.