RAKYATEMPATLAWANG.BACAKORAN.CO – Kasus uang palsu yang diproduksi di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menghebohkan publik.
Dengan total nilai edar mencapai Rp1,5 miliar, uang palsu tersebut diklaim memiliki kemiripan tinggi dengan uang asli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Salah satu aktor utama di balik sindikat ini adalah Andi Ibrahim, seorang dosen bergelar doktor di UIN Alauddin Makassar.
BACA JUGA:Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar Terbongkar, 17 Tersangka Ditangkap
BACA JUGA:Viral! Uang Diduga Palsu dari ATM Bank BUMN, Ternyata Ini Faktanya
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, mengungkap bahwa Andi Ibrahim telah mempelajari teknik pemalsuan uang sejak 2010.
Setelah lebih dari satu dekade, ia berhasil mengembangkan metode dan bahan yang menghasilkan uang palsu berkualitas tinggi.
Bahan Canggih dan Alat Mahal
Polisi menemukan bahwa bahan baku yang digunakan untuk memproduksi uang palsu ini bukan sembarangan.
Barang bukti yang disita termasuk bahan kimia seperti tinta watermark, cairan penguat cetak, serbuk besi, dan bubuk glitter. Beberapa peralatan yang digunakan antara lain:
BACA JUGA:Kasus Uang Palsu di UIN Makassar, Ciri-Ciri Uang Palsu dan Bedanya dengan Uang Asli
BACA JUGA:Tragis! Staf UIN Makassar Meninggal Dunia Usai Diduga Terlibat Sindikat Uang Palsu
Mesin cetak yang dipesan dari Cina seharga Rp600 juta, berbobot dua ton.
Satu set alat potong kertas.
Cairan kimia seperti Oxide Iron dan cairan anti set of compound.
Peralatan tambahan seperti selang kompresor, gelas takar, dan counterfeit money detector.