Prof. Mu'ti Soroti Masalah Pendidikan di Indonesia, Ajak Aisyiyah Gerakkan Program Satu Desa, Satu TK

Jumat 17 Jan 2025 - 07:56 WIB
Reporter : Arul
Editor : Arul

REL, Jakarta — Menteri Pendidikan dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu'ti, mengungkapkan bahwa masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan hak pendidikan secara layak.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pidato kunci dalam acara Tanwir I Aisyiyah di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan hak pendidikan. Baik karena keadaan ekonomi, domisili, atau faktor-faktor lain," ujar Prof. Mu'ti dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (15/1/2025).

Prof. Mu'ti juga menekankan pentingnya pendidikan inklusif, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

BACA JUGA:Aplikasi Dapodik 2025.b Resmi Dirilis, Begini Cara Update dan Fitur Terbarunya!

Menurutnya, jumlah sekolah luar biasa (SLB) di Indonesia masih sangat terbatas, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas.

"Peran pendidikan inklusif berbasis masyarakat harus lebih dioptimalkan," tambahnya.

Kemitraan dengan Aisyiyah

Dalam pidatonya, Prof. Mu'ti menegaskan pentingnya sinergi antara Kemendikdasmen dan Aisyiyah untuk memperluas akses pendidikan inklusif.

BACA JUGA:UN Siap Kembali! Tapi Ini Alasan Mengapa Belum Dilaksanakan pada 2025

Ia berharap kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak usia dini.

"Kami berharap kerja sama ini dapat menyukseskan ikhtiar bersama untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua," katanya.

Wajib Belajar 13 Tahun dan Program ‘Satu Desa, Satu TK’

Prof. Mu'ti juga mendukung penuh program Wajib Belajar 13 Tahun yang mencakup pendidikan sejak taman kanak-kanak (TK).

BACA JUGA:Mau Lolos SNPMB 2025? Pastikan NISN dan NPSN Kamu Valid, Begini Cara Ceknya!

Ia mendorong pelaksanaan gerakan Satu Desa, Satu TK sebagai upaya mencerdaskan bangsa sejak usia dini.

"Wajib Belajar 13 Tahun dan program Satu Desa, Satu TK harus menjadi tekad bersama," tegasnya.

Kategori :