REL,BACAKORAN.CO – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa harga asli LPG 3 kg, yang selama ini dijual kepada masyarakat seharga Rp20 ribuan, sebenarnya mencapai Rp42.750 per tabung.
Hal ini diungkapkan dalam Konferensi Pers APBN KiTA yang digelar di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Senin (6/1).
Menurut Suahasil, harga jual LPG 3 kg yang jauh lebih murah di pasaran merupakan hasil dari subsidi besar yang diberikan oleh pemerintah melalui APBN.
Dengan subsidi mencapai Rp30 ribu per tabung, masyarakat hanya perlu membayar sekitar Rp12.750 untuk mendapatkan gas melon tersebut.
“(Subsidi) LPG 3 kg ini sangat besar, harga sesungguhnya satu tabung adalah Rp42.750,” ujar Suahasil dalam konferensi pers tersebut.
BACA JUGA:Tanggul Sungai Tuntang Grobogan Jebol, Menteri PU Langsung Turun Tangan
Subsidi LPG 3 Kg Capai Rp80,2 Triliun
Dalam laporannya, Suahasil menyebut bahwa total realisasi belanja subsidi untuk LPG 3 kg pada tahun 2024 mencapai Rp80,2 triliun.
Besaran ini menjadikan LPG sebagai salah satu komponen subsidi terbesar dalam APBN, mengungguli sektor lain seperti BBM dan pupuk.
“Ini digunakan sekitar 40,3 juta pelanggan, biasanya digunakan oleh UMKM dan rumah tangga,” lanjutnya.
Secara keseluruhan, subsidi LPG 3 kg pada tahun 2024 mencakup total volume sebesar 8,3 juta metrik ton.
Subsidi ini merupakan bagian dari alokasi belanja perlindungan sosial (perlinsos), yang totalnya meningkat dari Rp436,2 triliun pada 2023 menjadi Rp455,9 triliun di 2024.
BACA JUGA:6 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang Ditargetkan Selesai pada 2025.
Subsidi Energi Jadi Beban APBN
Subsidi untuk LPG, BBM, dan listrik masih menjadi tantangan bagi keuangan negara. Pemerintah terus mengalokasikan anggaran besar guna memastikan harga energi tetap terjangkau bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan dan pelaku UMKM.