Kondisi ini mempersulit kehidupan rakyat kecil yang bergantung pada gas subsidi untuk keperluan sehari-hari.
Di beberapa daerah, kelangkaan ini bahkan menimbulkan antrian panjang di pangkalan LPG, dan tak jarang terjadi keributan akibat rebutan tabung gas.
BACA JUGA:Penghapusan Honorer: Parepare Fokus Alih Status ke PPPK
Sayangnya, di tengah situasi ini, candaan Komeng justru dianggap sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap kondisi masyarakat yang sedang kesulitan.
Komeng Diminta Lebih Berhati-hati
Kasus ini menjadi pelajaran bahwa seorang pejabat negara harus lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik.
Komeng yang selama ini dikenal sebagai sosok humoris tetap bisa mempertahankan gaya komunikasinya, namun tetap harus menyesuaikan dengan konteks isu yang sedang dibahas.
BACA JUGA:Anggaran IKN Diblokir, Bagaimana Nasib Pembangunannya?
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Komeng terkait kritik yang dilayangkan kepadanya.
Publik pun menantikan bagaimana responsnya terhadap polemik ini. Apakah Komeng akan meminta maaf atau tetap mempertahankan gaya bicaranya?
**