Dulu Warga Turkmenistan Dapat Gas Gratis 24 Tahun, Kok Bisa?

Rabu 12 Feb 2025 - 08:45 WIB
Reporter : Arul
Editor : Arul

Di bawah kepemimpinannya, Turkmenistan menjadi salah satu negara paling represif di bekas Uni Soviet.

Niyazov menulis buku berjudul Rukhnama, yang isinya mewajibkan anak-anak mengucapkan janji kesetiaan padanya.

Tak hanya itu, ia juga:

  • Menjebloskan lawan politik ke pengasingan.
  • Melarang kebebasan pers.
  • Memimpin negara tanpa ada oposisi.
  • BACA JUGA:Harga Samsung A35 5G Turun Gila-Gilaan! Performa Kencang, Cocok untuk Gaming & Konten Kreator

    Gaya kepemimpinan Niyazov bahkan disebut-sebut mirip dengan Kim Il-sung dan Kim Jong-il di Korea Utara.

    Akhir Hidup Niyazov dan Berakhirnya Gas Gratis

    Pada tahun 1997, Niyazov menjalani operasi jantung di Jerman.

    Namun, ia baru mengungkapkan penyakitnya ke publik pada November 2006, hanya sebulan sebelum meninggal dunia.

    BACA JUGA:Usulan Pemanfaatan Anggaran untuk Mengangkat Seluruh Honorer Menjadi PPPK Penuh Waktu

    Setelah kematiannya, Turkmenistan perlahan menghapus kebijakan gas gratis karena mengalami krisis ekonomi.

    Hingga akhirnya, pada tahun 2017, fasilitas ini benar-benar dihapus oleh pemerintahan Gurbanguly Berdymukhamedov.

    Gas Gratis Tinggal Kenangan

    Meski kebijakan ini kini hanya tinggal sejarah, Turkmenistan pernah menjadi satu dari sedikit negara di dunia yang memberikan gas gratis untuk rakyatnya.

    BACA JUGA:Satlantas Gelar Operasi Keselamatan Musi 2025

    Bagi warga Indonesia yang kini menghadapi kesulitan mendapatkan gas, kisah ini tentu mengundang tanda tanya besar: jika Turkmenistan pernah bisa, kenapa Indonesia tidak?

    **

    Kategori :