Kendalikan Banjir, Sungai dan Waduk di Jakarta Dikeruk Terus Menerus hingga Agustus

Minggu 23 Feb 2025 - 19:44 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

REL, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengeruk lumpur di sungai, waduk, dan bendungan secara terus menerus hingga bulan Agustus 2025. 

Pengerukan secara terus menerus ini sebagai upaya mengendalikan banjir yang kerap merendam sejumlah wilayah di Jakarta. 

Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno alias Bang Doel usai memimpin apel Siaga Jakarta di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu, 23 Februari 2025. 

"Ini kita mungkin sampai Agustus ya, sampai Agustus kita bayangin bulan puasa tetap kerja tentu akan periodik, pasti akan periodik ya, saya gak mungkin bahasanya minimal 6 bulan sekali harus dilakukan karena sedimentasi ini setiap hari pasti akan bergerak," kata Bang Doel. 

BACA JUGA:Instruksi Kepala BGN, Sikapi Kasus Ulat di Ompreng Empat Lawang

Untuk menangani masalah banjir di Jakarta, kata Rano, dibutuhkan koordinasi lintas personel dan operasional infrastruktur pengendali banjir, seperti pompa, pintu air, drainase, serta kegiatan pengerukan kali, sungai.   

"Kami berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan optimal dan menjadi komitmen kita semua untuk siap jaga Jakarta sepanjang tahun.  

"Tidak hanya di musim hujan saja, karena ancaman banjir atau rob bisa datang di setiap saat," ujar Rano.   

Lebih lanjut, Rano mengatakan, sebanyak 13 aliran sungai akan dilakukan pengerukan dan bendungan akan diperdalam. 

BACA JUGA:Tunggu Tanda Tangan Gubernur

Ia menilai, sebagai infrastruktur pengendali banjir, pemeliharaan sungai dan waduk dapat menambah kapasitas tampungan air, serta mengalirkan debit air dengan baik saat hujan. 

"Jadi dampak dari pengerukan sungai (kali) dan waduk ini untuk memperlancar aliran, serta menambah tampungan. Sehingga dapat mengurangi limpasan air saat terjadi hujan lebat," ucapnya. 

Rano juga menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk memasang alat pelacak (tracking) pada alat berat, agar saat bekerja di setiap titik sungai atau waduk dapat dimonitor setiap saat. 

"Saya juga sudah instruksikan kepada Dinas SDA untuk semua alat harus menggunakan tracking GPS, supaya bisa dipantau pergerakannya. Itu harus terkoneksi ke kantor saya supaya bisa ikut memantau," kata Rano. 

BACA JUGA:Polisi Tidur Beton di Jalan Lingkar Tebing Tinggi Dikeluhkan

Tags :
Kategori :

Terkait