Satu Keluarga Keracunan Asap Genset dalam Rumah

Sabtu 01 Mar 2025 - 19:50 WIB
Reporter : Pauzan
Editor : Pauzan

BACA JUGA:Wabup Lahat Hadiri Penutupan Retret Di Magelang

Dia menambahkan, sore itu genset masih posisi menyala dan kondisi bergetar. Dinding dekat sumur pun menghitam, oleh jelaga dari gas buang CO genset berwarna kuning itu. Pihak dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mura pun dilibatkan dalam olah TKP itu. 

Guna melakukan pengukuran udara di rumah korban tersebut. Hasilnya mencengangkan, didapati kadar karbon yang melebihi sangat jauh dari ambang batas normal. “Normalnya karbon 170 (ppm), sementara di dalam rumah 8.300 (ppm). Tinggi sekali kadar karbonnya,” beber Andi. 

Dari kasus ini, lanjut Andi, setidaknya bisa jadi pelajaran. Bahwa tata letak genset di dalam rumah, harus sedemikian rupa. Sebaiknya di tempat terbuka. “Pembelajaran untuk warga jangan naruh genset di dalam rumah, ditambah minim ventilasi,” imbaunya. 

BACA JUGA:Ramadhan, Stok Bahan Pokok Aman

Kasat Reskrim AKP Riyan tiantoro Putra STrK SIK, menambahkan, bahwa korban sempat melakukan komunikasi terakhir dengan cara mengontak sejumlah kerabatnya. Seperti Desi dan Ulan, yang merupakan adik dari Yayan.

Diduga saat itu, korban Yayan dan keluarganya sudah terhirup gas beracun CO yang tidak berbau, berasa, dan berwarna itu. “Korban minta bantu, bantu ke kontak Desi dan Ulan, dengan suara yang tidak jelas. Yang nelepon Aditya, lalu hanya terdengar suara Aaa, Aaa," bebernya.

Direktur RS Sobirin Musi Rawas, dr Sofian Hadi, mengungkapkan dari lima pasien yang dibawa ke RS Sobirin saat itu dua dinyatakan meninggal dan sisanya kritis. “Semua tim langsung saya pimpin penanganan kritis, karena sudah multiple organ player. Kerusakan paru paru, ginjal, jantung dan syaraf,” jelasnya. 

BACA JUGA:Kejati Sumsel Resmikan Fasilitas Baru untuk Masyarakat di Muba

Pasien yang di ruang ICU, Reni Hartati, kondisi terpasang ventilator dan terus dimonitor. “Kondisi masih stagnan, sudah menjadi mukjizat bisa bertahan, kita doakan mereka bisa melalui masa kritis ini," jelas pagi kemarin. Namun ajal berkata lain, siangnya Reni tidak bisa bertahan. 

Dr Sofian Hadi menjelaskan, jika pasien dalam statu multiple organ play, artinya sangat sangat genting. Paling tidak hanya bisa bertahan dalam hitungan jam. “Untuk pasien suaminya (Yayan), diperkirakan meninggal dunia 3 hingga 6 jam sebelum ditemukan,” duganya. 

Sementara anak ketiga korban, atas nama Alvaro Afika Irama (3), kondisinya membaik setelah mendapat perawatan tim medis. Termasuk si sulung Aditya, sudah membaik dan tidak memakai alat bantu pernapasan lagi. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terkini

Minggu 09 Mar 2025 - 19:06 WIB

Daging Mentah

Minggu 09 Mar 2025 - 19:06 WIB

Wujudkan Keamanan di Wilayah Desa

Minggu 09 Mar 2025 - 19:04 WIB

23 Maret Pengundian Nomor Urut Paslon