REL,Kuala Lumpur, Malaysia — Di tengah kemegahan arsitektur modern dan hiruk pikuk kawasan Kuala Lumpur City Centre (KLCC), berdiri megah sebuah oase spiritual yang menjadi magnet bagi para wisatawan religi dari berbagai penjuru dunia: Masjid As-Syakirin.
Masjid ini dikenal sebagai “Masjid KLCC” karena lokasinya yang sangat strategis di kawasan elit KLCC, tepat di hadapan Menara Kembar Petronas — ikon utama Malaysia.
Dengan kapasitas menampung hingga 12.000 jamaah, Masjid As-Syakirin bukan hanya menjadi pusat ibadah umat Islam, tetapi juga simbol keseimbangan antara kehidupan urban dan ketenangan spiritual.
Sejarah Singkat dan Transformasi
Masjid As-Syakirin dibangun pada tahun 1997 oleh perusahaan minyak nasional Petronas.
Awalnya diperuntukkan bagi keperluan internal staf dan pekerja di kawasan KLCC, masjid ini kemudian dibuka untuk publik pada tahun 1999, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ruang ibadah yang representatif di pusat kota.
Tahun 2009, masjid ini mengalami renovasi besar-besaran yang mengubahnya menjadi salah satu masjid terbesar dan termegah di Malaysia.
Kapasitasnya meningkat dua kali lipat, dan fasilitas penunjangnya diperluas untuk melayani jamaah lokal maupun wisatawan dari luar negeri.
BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Religi di Kalimantan Timur, Penuh Nilai Sejarah dan Spiritual
Keindahan Arsitektur yang Menawan
Secara arsitektural, Masjid As-Syakirin memadukan unsur Islam modern, Melayu klasik, dan sentuhan Arab Timur Tengah.
Kubah utamanya yang besar dan dikelilingi kubah-kubah kecil memberikan siluet yang elegan di tengah cakrawala kota.
Ornamen kaligrafi yang menghiasi interior masjid ditata dengan artistik dan menyejukkan mata.
Interior ruang solat utama dilengkapi pendingin udara, karpet empuk, serta pencahayaan alami yang masuk dari jendela kaca patri bergaya Islami.