Ramu Umar

Kamis 05 Jun 2025 - 23:03 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

Di Sidoarjo kini Patek hidup berdua dengan istrinya. Mereka belum dikaruniai anak. Perkawinan itu sudah berumur 27 tahun. 

Istri Umar adalah seorang putri sulung pendeta Kristen Katolik di Filipina. Keluarga istri itu tinggal di Kota General Santos. 

Sang putri masih kelas II SMA negeri di General Santos. Dia masuk Islam. Ketika orang tua marah, dia justru "lari" ke basis Islam di dekat Kotabat –lima jam naik mobil dari General Santos. Dia meneruskan sekolah SMA di kamp militan Filipina Selatan. 

Saat itu Umar sudah bergabung ke kelompok militan Islam di Moro. Begitu mendengar ada gadis yang baru saja lari ke kamp militan, Umar mengatakan ingin mengawini gadis itu. Padahal, Umar belum tahu namanyi. Belum tahu wajahnyi. 

Umar langsung menghadap komandan kamp militan. Ia menyatakan ingin mengawini gadis itu. Meski belum melihat sendiri wajah si gadis, hatinya sudah terpikat. 

"Saya di sini hanya guru, bukan orang tuanyi," ujar komandan militan di kamp itu. "Kalau mau mengawininyi, harus datang ke orang tuanyi," tambahnya. 

Umar pun pergi ke General Santos. Ia menemui orang tua si gadis. Ia melamar. 

"Bagaimana mau mengawininyi. Dia masih sekolah SMA," reaksi sang ayah. 

"Tidak akan mengganggu sekolah. Setelah pernikahan, seminggu kemudian boleh masuk sekolah lagi," jawab Umar. 

Setelah berhasil membuat calon mertua yakin, Umar mengajukan permintaan ke calon mertuanya itu. Yakni, agar mereka bersedia hadir dalam pernikahan mereka. 

"Kami diminta hadir ke kamp militan? Mana bisa? Kami ini pendeta Kristen. Kami bisa dibunuh di sana," ujar calon mertua. 

Umar pun menjamin keamanan mereka. Maka, saat pernikahan itu, calon mertua datang lengkap dengan saudara-saudaranya. Juga, dua adik calon istrinya. 

Umar menyewa sebuah rumah di dekat kamp militan. Mereka bermalam di situ. Sampai hari pernikahan. 

"Saya sulit membayangkan bagaimana bisa Anda mengundang orang luar masuk ke kamp militan...." kata saya kepada Umar. 

"Jangan dibayangkan itu seperti barak militer," ujar Umar. "Itu seperti kampung biasa. Kampung terbuka. Luas kampung itu seperti satu kecamatan di sini," jawab Umar. 

Pada hari perkawinan, Umar berhasil meyakinkan pimpinan kamp militan agar keamanan keluarga istrinya dijamin. Termasuk keamanan perasaan mereka. Salah satu caranya: menghapus adat yang bisa dianggap menakutkan. 

Tags :
Kategori :

Terkait