Graha Maria Annai Velangkanni: Pesona Wisata Religi Bernuansa India di Kota Medan

Minggu 08 Jun 2025 - 09:00 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

Rel,Medan, Sumatera Utara – Di tengah suasana religius dan multikultural Kota Medan, terdapat sebuah tempat ibadah yang tidak hanya menjadi pusat devosi umat Katolik, tetapi juga destinasi wisata religi yang memikat hati para pengunjung.

Graha Maria Annai Velangkanni, sebuah gereja Katolik yang terletak di Jalan Sakura III, Tanjung Selamat, Medan, menjadi simbol perpaduan keindahan arsitektur, kekayaan budaya, dan kedalaman spiritualitas.

Sejarah dan Dedikasi

Graha Maria Annai Velangkanni dibuka secara resmi pada tahun 2005 dan dipersembahkan untuk Bunda Maria Velangkanni, yang dikenal sebagai Santa Maria Bunda Penyembuh yang Baik.

Figur ini sangat dihormati oleh umat Katolik Tamil di India dan Sri Lanka, dan kini devosinya turut berkembang di Indonesia.

Peresmian bangunan gereja dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara saat itu, Rudolf Pardede, sementara konsekrasi gereja dan altar dilakukan oleh Uskup Agung Medan, Mgr.

Alfred Gonti Pius Datubara, OFM.Cap. Pembangunan gereja ini diprakarsai oleh Pastor James Bharataputra, SJ, seorang imam Jesuit berdarah India yang telah melayani umat Katolik di Indonesia selama puluhan tahun.

BACA JUGA:Pagoda: Menara Spiritualitas Asia yang Menjadi Magnet Wisata Religi Dunia

Keunikan Arsitektur dan Filosofi Bangunan

Apa yang membuat Graha Maria Annai Velangkanni begitu istimewa adalah gaya arsitekturnya yang sangat jarang ditemukan di Indonesia.

Gereja ini dibangun dengan gaya India-Mughal, menggabungkan elemen arsitektur kuil Hindu dan Islam India Utara, lengkap dengan menara tinggi dan kubah.

Bangunan utama terdiri dari dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk ruang ibadah utama, sedangkan lantai atas adalah tempat altar khusus Bunda Velangkanni.

Ornamen dinding, pilar, serta lukisan yang menghiasi interior dan eksterior gereja menggambarkan kisah-kisah Alkitab, serta kisah penampakan Bunda Maria di Velankanni, India.

Salah satu daya tarik lainnya adalah adanya miniatur rumah adat Batak Karo dan Batak Toba yang dibangun di bagian gerbang gereja. Ini menjadi simbol penghargaan terhadap budaya lokal dan semangat kebhinekaan.

BACA JUGA:Wisata Religi Klenteng Sam Poo Kong: Menelusuri Jejak Sejarah dan Harmoni Budaya di Semarang

Kategori :