Rel, Bacakoran.co – Situasi memprihatinkan tengah dialami oleh SMA Guna Dharma di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.
Meski telah membuka pendaftaran lebih awal dari sekolah negeri, hingga awal Juli 2025 sekolah ini hanya mencatat 15 pendaftar aktif dari total kuota 108 siswa baru.
Kepala SMA Guna Dharma, Ade D. Hendriana, menyampaikan bahwa banyak calon siswa justru menarik kembali berkas pendaftarannya. “Awalnya ada 28 siswa yang mendaftar, tapi tiga orang mencabut berkas untuk ikut SPMB tahap dua di sekolah negeri.
Setelah itu, 10 orang lainnya juga mundur, tinggal 15 sekarang,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Ade menambahkan bahwa fenomena cabut berkas ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Di tahun-tahun sebelumnya, kuota rombongan belajar (rombel) selalu terpenuhi. Namun tahun ini, dengan wacana Pemerintah Provinsi Jawa Barat menambah kapasitas rombel dari 36 menjadi 50 siswa, banyak orang tua memilih menunggu peluang di sekolah negeri.
BACA JUGA:SPMB 2025 di Bandung: Sekolah SMA Swasta Kekurangan Calon Siswa, Ada Apa?
“Sebelumnya aman. Tapi karena perubahan kebijakan ini, banyak yang memilih menunggu sekolah negeri. Padahal SMA Guna Dharma memiliki enam rombel, masing-masing tiga untuk kelas XI dan XII,” ujar Ade prihatin.
Meskipun terjadi kekurangan siswa, pihak sekolah menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ajaran 2025/2026 tetap akan berjalan normal. “Kekurangan siswa bukan hanya kami yang alami. Hampir semua sekolah swasta di Jawa Barat menghadapi hal serupa,” tambahnya.
Pemprov Jabar Tambah Rombel, Sekolah Swasta Terdampak
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Purwanto, menjelaskan bahwa penambahan jumlah siswa per rombel di sekolah negeri adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan akses pendidikan seluas-luasnya.
“Jumlah lulusan SMP di Jawa Barat mencapai sekitar 700 ribu, sementara daya tampung seluruh sekolah negeri hanya 329 ribu. Jadi setengahnya memang akan masuk ke sekolah swasta,” ungkap Purwanto.
Ia pun menanggapi kekhawatiran dari sekolah swasta bahwa kondisi ini bisa membuat mereka kekurangan murid. “Kami tidak khawatir sekolah swasta akan tutup. Kalau kualitas layanan dan pembelajaran di sekolah swasta meningkat, masyarakat pasti datang sendiri,” tegasnya.
BACA JUGA:Kriteria Penilaian Lolos Sekolah Swasta Gratis SMA dan SMK di Jakarta