petugas lapangan PJN, saat dikonfirmasi Senin (7/7/2025).
Angga, warga Desa Tanjung Kemala yang rumahnya tak jauh dari jembatan,
mengaku baru menyadari adanya peringatan tersebut dalam beberapa hari terakhir.
“Tapi saya rasa ini penting. Truk-truk batu bara lewat tiap hari. Kalau tidak dibatasi,
bisa bahaya buat pengendara lain,” kata Angga.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan Khairul, seorang sopir truk yang kerap
melintas di jalur tersebut. Ia mengatakan sering merasakan getaran hebat saat
beberapa truk berat melintas bersamaan di atas jembatan.
BACA JUGA:Langkah Awal Menuju Kabupaten Bebas Narkotika
“Kalau tiga sampai empat truk lewat bareng, jembatan bisa terasa bergetar. Kami
khawatir. Makanya bagus kalau dibatasi dan diatur bergantian. Tapi penting juga ada
pengawasan rutin,” ujarnya.
Sebagai salah satu penghubung utama antara wilayah Sumsel bagian barat dan
selatan, Jembatan Komering menanggung beban berat setiap harinya. Arus truk
pengangkut batu bara, logistik industri, serta kendaraan pribadi membuat jembatan
ini beroperasi nyaris tanpa jeda.